Dewi Sastaviyana Panduwinata, better known by her stage name Vina Panduwinata, is an Indonesian singer and songwriter. The song "Kumpul Bocah" is cited as her signature song. Her song "Burung Camar" was listed by Rolling Stone Indonesia as the 28th-best Indonesian song of all time.
Biography
Panduwinata was born in Bogor, West Java, on 6 August 1959 to Raden Panduwinata and Albertine Supit; she was the eighth of ten children. Her father was a diplomat who was first stationed in India, but later went to West Germany from 1975 to 1979. While in Germany, she recorded an album for RCA Records entitled Java, which included four tracks; it was released in 1978.
Read : Biography of Ballads Indonesian Singer Iwan Fals
After returning to Indonesia from Germany in 1981, Panduwinata made her debut Indonesian album, Citra Biru (Blue Image). The album was produced by Addie MS and featured songs written by numerous songwriters, including James F. Sundah and Dodo Zakaria; it was released on Jackson Records and Tapes. This was followed by Citra Pesona (Enchanting Image). In 1982 Panduwinata went to Thailand to perform at the Bangkok International Film Festival together with Roy Marten, Melky Goeslaw, and Dewi Yull.
In 1983 Panduwinata was invited by Chrisye to perform "Kisah Insani" ("Humans' Tale"), a duet on Chrisye's album Sendiri (Alone). In Chrisye's biography, Panduwinata said that she was surprised and shocked by the invitation. The following year she released her third studio album, Citra Ceria (Bright Image), which included the single "Di Dadaku Ada Kamu" ("In My Chest There is You").
Read : Biography of Indonesian Singer Ebiet G Ade
Two years later, Panduwinata sung "Burung Camar" ("Seagull") at the 1985 Indonesian Pop Song Festival; she went on to sing it at the World Popular Song Festival in Japan. Panduwinata released several further albums, including Cinta (Love; 1985), Cium Pipiku (Kiss My Cheek; 1987), Wow! (1989), and Rasa Sayang Itu Ada (That Loving Feeling is There; 1992).
On 8 November 2001, Panduwinata performed at the Divas of Southeast Asia concert held in Gelora Bung Karno Stadium in Jakarta together with Indonesian singers Krisdayanti and Titi DJ, Filipino singer Kuh Ledesma, and Malaysian singers Siti Nurhaliza, Fauziah Latiff, and Sheila Majid. Attended by 2,000 people, the concert saw Panduwinata perform a medley of four of her songs as well as a duet with Majid.
On 18 February 2006 Panduwinata held a solo concert, Viva Vina, at the Plenary Hall of the Jakarta Convention Centre. At the concert, attended by 3,000 people, she performed a set of 23 songs beginning with "Aku Makin Cinta". Wearing three costumes during the concert, beginning with a modified kebaya and ending with an Anne Avantie design, Panduwinata received a standing ovation at the end.
Read : Indonesian King of Dangdut Rhoma Irama
Three years later, Panduwinata held the Fantastic Gold Vina Panduwinata to celebrate her birthday. She also donated the dress that she had worn in the Viva Vina concert to the Hard Rock Cafe Jakarta. In 2010 she released a collaborative album, entitled Kekuatan Cinta (The Power of Love), which dealt with themes of life, religion, and love.
Influences
Panduwinata was influenced by the vocal stylings of Dionne Warwick, Samantha Sang, Barbra Streisand, and Karen Carpenter. She further influenced other Indonesian and Malaysian singers, including Sheila Majid.
Read : Indonesian Queen of Dangdut Elvie Sukaesih
Awards and accolades
"Burung Camar", sung by Panduwinata, won the 1985 Indonesian Pop Song Festival. It went on to win the Kawakami Award at the 1985 World Popular Song Festival, outperforming entries from other finalists such as Latoya Jackson and David Pomeranz, with the awards ceremony held at Nippon Budokan in Tokyo, Japan, on 27 October.
In its December 2009 issue, Rolling Stone Indonesia listed two of Panduwinata's songs as being among the 150 best Indonesian songs of all time. "Burung Camar" from the Indonesian Pop Song Festival's album, was ranked 28th, while "Kumpul Bocah" from Cinta was ranked 67th.
Personal life
Vina Panduwinata married Boy Haryanto Joedo Soembono on 26 November 1989. They have a son, Joedo Harvianto Kartiko. Vina's nephews, Shaka Tamaputra Panduwinata and Miguel Gyasi Panduwinata, who held Dutch passport, have become victims of Malaysia Airlines Flight 17 in Eastern Ukraine.
Discography
Albums
Citra Biru (Blue Image; 1980)
Citra Pesona (Enchanting Image; 1982)
Citra Ceria (Bright Image; 1984)
Cinta (Love; 1986)
Cium Pipiku (Kiss My Cheek; 1987)
Bahasa Cinta (Language of Love; 1987; duet with Broery)
Surat Cinta (Love Letter; 1988)
Nurlela (1989, with Rumpies)
Wow! (1989)
Rasa Sayang Itu Ada (This Loving Feeling is There; 1991)
Aku Makin Cinta (I Fall Further in Love; with Lydia Nursaid & Mus Mujiono)
Vina 2000 (2000)
Bawa Daku (Take Me; 2001)
Vina for Children (2002)
Vina Terbaik 1980-2006 (Vina's Greatest 1980-2006; 2006)
Kekuatan Cinta (The Power of Love; 2010)
Source : en. Wikipedia
Friday, December 23, 2016
Wednesday, December 21, 2016
Unduh lagu Vina Panduwinata
Vina Panduwinata yang bernama asli Vina Dewi Sastaviyana Panduwinata lahir di Bogor, 6 Agustus 1959 adalah salah satu diva musik pop berkebangsaan Indonesia. Lagunya yang terkenal adalah Burung Camar (1985). Vina adalah anak ke-8 dari 10 bersaudara pasangan R. Panduwinata dan Albertine Supit. Vina menikah dengan Boy Haryanto Joedo Soembono pada tanggal 26 November 1989. Pernikahan ini dikaruniai seorang anak, Joedo Harvianto Kartiko (Vito). 2 orang keponakan Vina, Shaka Tamaputra Panduwinata dan Miguel Gyasi Panduwinata yang memegang paspor Belanda, adalah 2 dari 298 korban kecelakaan Malaysia Airlines Penerbangan 17 di Ukraina Timur.
Vina dibesarkan dalam keluarga pecinta musik. Bakat menyanyi Vina menurun dari sang ibu yang berdarah Ambon - Manado, Albertine Supit. Sejak kecil Vina seringkali berpindah-pindah negara mengikuti tugas ayahnya, R Panduwinata, sebagai diplomat. Masa sekolah dasar Vina habiskan di Bogor dan New Delhi, India. SMP dia habiskan di Bogor dan Wassenaar, Belanda. Saat memasuki sekolah menengah atas, Vina pindah ke Jerman Barat. Di sana, anak kedelapan dari 10 bersaudara ini sempat belajar selama empat tahun di Sekolah Musik Yamaha. Vina pun pernah membuat rekaman single di perusahaan rekaman RCA Hamburg, Jerman, yaitu Java dan Single Bar (1978) dan Sorry Sorry dan Touch Me (1979).
Pada tahun 1981, wanita berdarah Sunda-Manado-Ambon ini kembali ke Indonesia dan bertemu dengan musisi Mogi Darusman yang tertarik dengan karakter vokal Vina dan mengenalkannya pada berbagai perusahaan rekaman. Akhirnya Jackson Records yang tertarik membuatkan album untuk Vina. Album perdananya di bawah Jackson Records bertajuk Citra Biru (1981). Album yang memuat lagu "Citra Biru" itu memperkenalkan nama Vina di belantika musik Tanah Air.
Album kedua dirilis setahun kemudian bertajuk Citra Pesona (1982) melibatkan pencipta lagu seperti Dodo Zakaria, James F Sundah, plus penata musik Addie M.S. Album yang mulai melambungkan nama Vina itu berisi lagu antara lain "September Ceria", "Dunia yang Kudamba", "Resah", dan "Kasmaran". Album ketiga Citra Ceria (1984) pun berhasil merengkuh simpati dengan lagu "Di Dadaku Ada Kamu", "Duniaku Tersenyum", dan "Di antara Kita". Lewat albumnya Burung Camar (1985), namanya semakin mencuat. Lagunya dengan judul yang sama dalam album tersebut menjadi icon dirinya, dengan sebutan 'Vina si Burung Camar'.
Di luar album, Vina berjaya di ajang festival. Tiga kali berturutan ia mendapat gelar penyanyi berpenampilan terbaik pada Festival Lagu Populer Nasional. Tahun 1983 ia menang lewat lagu "Salamku Untuknya" ciptaan Adji Soetama dan Irianti Erningpradja. Kemudian "Aku Melangkah Lagi" (Santoso Gondowidjojo, 1984), serta "Burung Camar" (Aryono Huboyo Djati dan Iwan Abdulrachman, 1985).
Tahun 1987 Vina tetap prima lewat album Cium Pipiku yang memuat lagu populer seperti "Cium Pipiku", "Surat Cinta", "Biru", dan "Logika". Era 1990-an, Vina tetap populer lewat lagu seperti "Rasa Sayang Itu Ada" pada 1991. Tahun 1992 keluar single "Mutiara yang Hilang" yang pernah dipopulerkan Ernie Djohan pada akhir 1960-an. Vina juga berduet dengan Broery Pesulima lewat lagu "Bahasa Cinta". Vina juga memopulerkan lagu ciptaan Loka M Prawiro, "Aku Makin Cinta". Bahkan lagu tersebut menjadi jingle iklan sebuah merek sabun colek.
Setelah malang melintang di dunia musik tanah air selama 25 tahun dan menelurkan belasan album, Vina menggelar Konser Tunggal bertajuk Viva Vina pada 18 Februari 2006. Dalam konser yang juga dihadiri pesohor seperti Guruh Soekarnoputra, maestro Idris Sardi, Titiek Puspa dan diva Malaysia, Sheila Majid, Vina membawakan 23 lagu selama 3 jam pergelaran. Dalam konser yang didukung oleh konduktor piawai, Addie M.S., hampir semua pencipta lagu-lagu Vina berkumpul. Di antaranya Oddie Agam, Randy Anwar, Aminoto Kosim, James F. Sundah, Deddy Dhukun, Adjie Soetama, dan Fariz RM. Setelah sukses menggelar konser tunggal, Vina kembali mengeluarkan album The Best berisi lagu-lagu hit dari 1981-2006. Dalam album ini, Vina memilih lagu berjudul "Sejujurnya", sebagai single albumnya.
Perjalanan panjang bermusik Vina menjadi lengkap saat Anugerah Musik Indonesia (AMI) memberi penghargaan Lifetime Achievement 2006. Vina mendapatkan penghargaan tersebut atas dedikasi dan prestasinya sepanjang hidupnya yang diperuntukan bagi musik, selain itu, saat ini Vina aktif sebagai juri di Indonesia's Got Talent di Indosiar.
Sumber : Wikipedia
Download lagu dangdut
Dangdut adalah musik asli khas Indonesia yang di adaptasi dari musik india, melayu, dan arab. Dangdut bercirikan dentuman tabla (alat musik perkusi india).
Sejarahnya, dangdut dipengaruhi musik India melalui film Bollywood oleh Ellya Khadam dengan lagu "Boneka India", dan terakhir lahir sebagai Dangdut tahun 1968 dengan tokoh utama Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer, sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Pengaruh India juga sangat kuat didalam genre musik dangdut ini, melainkan dari gaya harmoni dan instrumen, juga dipopulerkan dengan lagu-lagu dangdut klasik yang bertema India yang dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi dangdut populer seperti Rhoma Irama dengan lagunya yang berjudul "Terajana", Mansyur S dengan lagunya yang berjudul "Khana", Ellya Khadam dengan lagu "Boneka India", dll.
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) musik India. Putu Wijaya awalnya menyebut dalam majalah Tempo edisi 27 Mei 1972 bahwa lagu Boneka dari India adalah campuran lagu Melayu, irama padang pasir, dan "dang-ding-dut" India. Sebutan ini selanjutnya diringkas menjadi "dangdut" saja, dan oleh majalah tersebut digunakan untuk menyebut bentuk lagu Melayu yang terpengaruh oleh lagu India.
Disini sobat bisa download lagu2 dangdut yang sobat mau berupa kumpulan lagu dalam bentuk .rar tinggal di ekstrak aja langsung deh bisa sekalian dapat banyak lagu hits dari masing-masing penyanyi kegemaran sobat-sobat dirumah....go sedoooot aja semuanya soooobb.......
1.Rhoma Irama
2. Elvie Sukaesih
3. A. Rafiq
4. Mansyur. S
5. Onna Sutra
6. Meggy Z
7. Rita Sugiarto
8. Evi Tamala
9. Inul Daratista
10. Cici Paramida
11. Siti Badriyah
12. Dewi Persik
13. Mega Mustika
14. Ayu Tingting
15. Cita Citata
16. Ikke Nurjanah
17. Erie Susan
18. Caca Handika
19. Hamdan ATT
20. Camelia Malik
21. Orkes Moral PMR
22. IiS Dahlia
23. Manis Manja Grup
24. Nur Halimah
25. Via Vallen
26. Zaskia Gotik
27. OM PSP
28. Muksin Alatas
29. Imam S Arifin
30. Jaja Miharja
Friday, December 16, 2016
Download Iwan Fals Songs
Iwan Fals named born Virgiawan Listanto (born in Jakarta, 3 September 1961) is a homage to the singer Ballad, Pop, Rock, and Country which became one of the legends in Indonesia. Through his songs, he 'photographed' atmosphere Indonesian social life in the late 70's to the present, the life of the world in general, and life itself. The criticism of the behavior of a group of people (such as the People's Deputy, Aunt Lisa), empathy for marginalized groups (eg. Siang Seberang Istana, Lonteku), or major disasters that struck Indonesia (or sometimes outside Indonesia, such as Ethiopia) dominate theme songs that brings. However, Iwan Fals not just sing his own songs but also a number of other creators. Iwan who also was active in sports, never won Second Place National Level Karate and Karate IV National Champion in 1989, had entered the national training and practice karate in college, STP (Publication Institute). Iwan also became a columnist in several sports tabloid.
Iwan was born of a couple from Tasikmalaya Suudijah Lies (mother) and (late) Col. Posthumous Sucipto from Java is a subsidiary bigwigs in sugar mills Kalibagor, Central Java. (father). Iwan married Rosana is familiarly called "Mba Yos" in 1980, the result of his marriage Iwan has three children, namely, (late) Galang Rambu Anarki (January 1, 1982 - April 1997), Annisa Cikal Rambu Bassae (1985), and the Raya Rambu Rabbani (January 22, 2003).
Galang follow his father's footsteps involved in the field of music. Nevertheless, the music he is playing different with that has become a trademark of his father. Galang later became guitarist of Bunga and had released the first album before his death in 1997.
After the death of Galang Rambu Anarki ago Iwan Fals Found A Fans Shaped Organizations that OI (People Indonesia). Name Galang also used as one of the songs Iwan, called Galang signs Anarchy on the album Opinion, which tells of the anxiety parents face rising commodity prices as the impact of rising fuel prices in early 1982 on the day of birth Galang (January 1, 1982)
Cikal is a name of the second daughter is also immortalized as the title of the album and the title song Iwan Fals, published in 1991. Previous Cikal also never made a song with the title Anisa in 1986. The plan of this song included in the album Aku Sayang Kamu, but was canceled. The lyrics of this song is quite critical that the record companies fail to include them. On the album cover Aku Sayang Kamu mainly mold early, in part still writing music director Anissa said.
Anarchy Rambu Galang died in April 1997 of a sudden makes music activities Iwan Fals had a vacuum for a few years. Galang buried in the yard of a house in the village Iwan Fals Kp. Leuwinanggung No. 19 Tapos, Depok, West Java. After the death of Galang, Iwan often busied himself with painting and practice martial arts. In 1999, Iwan collaborated with Farid Bento. In 2002, Iwan became active again making an album after so long alone. He also began to rise with the emergence of Suara Hati album that included a song that tells of Face Only losing Galang. In this song Iwan Fals wife (Ros) also contributed his voice.
Since the death of Galang Rambu Anarchy, color and style of music Iwan Fals feels different. He was not as tough and not as wild as first. The lyrics of the song more depth and religious. Iwan Fals also briefly brought the songs of both love theme composed his own and from others.
On January 22, 2003, Iwan Fals awarded a boy named Raya Rambu Rabbani. The birth of his third son is like to be a substitute for the deceased Galang Rambu Anarki and lots of inspiring in a musical world Iwan Fals.
Outside of the music and lyrics, Iwan Fals appearance also changed. When his first son died, Iwan Fals shave off his long hair to bald. Now she dressed more modest, neatly cut hair well combed mustache and beard removed. In terms of clothes, he often uses a shirt that is inserted at every opportunity to appear in public, very much different from the first appearance more often wear T-shirts and even shirtless with long hair and a thick mustache irregular.
The role she will also be important since his first son died. Rosana become a personal manager Iwan Fals governing the schedule of activities and contract. Given Iwan Fals Management (IFM), Fals more professional in a career.
Iwan Fals charisma of a very large. He was highly revered by the grassroots'. Its simplicity became a role model fans scattered throughout the archipelago. Iwan Fals rabid fans even set up a foundation on August 16, 1999 called the Indonesian People Foundation, commonly known by the call OI. This foundation accommodate the fans Iwan Fals. Until now OI branches can be found in every corner of the archipelago and some even up to foreign countries. Iwan Fals childhood or commonly known as Iwan spent in Bandung, then in Jeddah, Saudi Arabia, for 8 months. Being honed his musical talents at the age of 13 years, when Iwan spending more time with singing in Bandung. Playing the guitar doing since young or old yet even he had to train his ability bergitar singing and composing songs.
Download Iwan Fals Songs 4th Album Here!
immediately stopped singing. During the New Order, many concert events schedule Iwan prohibited and canceled by government officials, because the lyrics of the song is considered to provoke unrest. Early in his career, Iwan Fals made a lot of songs on the theme of criticism of the government. Some songs can even be considered too harsh in his time, so that the record company umbrella Iwan Fals reluctant or rather did not dare put the songs in the album to be sold freely. Later Iwan Fals also admitted that at that time he himself was not interested in getting these songs into the album. Recording songs that are not marketed later was played on radio stations 8EH Bandung Institute of Technology. Iwan Fals also sang songs in several music concerts, which resulted in him repeatedly had to deal with the security reasons the lyrics of the song sung could destabilize the country. Some concert music of the '80s also had sabotaged a way to extinguish the flow of electricity and had also forcibly disbanded just because Iwan Fals delivered satirical lyrics rulers at that time. In April 1984 Iwan Fals have to deal with the security forces and briefly detained and interrogated for two weeks because to sing the lyrics of "Demokaraso Nasi" and "Pola Sederhana" also "Mbak Tini" at a concert in Pekanbaru. Since the incident, Iwan Fals and their families often get terror. Only a handful of Iwan Fals rabid fans who still keep recording these songs, and now become a very valuable collection.
When you join a group and released an album titled SWAMI in 1989, skyrocketed with the name Iwan scored hits Bento and Bongkar being phenomenal. Iwan Fals career continued to climb when he joined the Takwa in 1990 which is fully supported by businessmen Setiawan Djodi. Concerts Takwa then until now considered a musical concert biggest and grandest in the history of Indonesian music. After the contract with
Download Iwan Fals Songs 5th Album here!
SWAMI which produced two albums (SWAMI and SWAMI II) ends, and on the sidelines of cantatas (which produces and Cantata Takwa Samsara), Iwan Fals still launch the albums solo and with the group as Dalbo album is done with some former members of SWAMI. Since the launching of the album Conscience in 2002, Iwan Fals already have a fixed group of musicians companion and always participate in every album, as well as concerts. Interestingly, in all the musical instruments that are used both by Iwan Fals and his band at every appearance in public has never seen a brand or logo. The entire identity is always covered or removed. On stage, her world, Iwan Fals never allowed no sponsor logos or writing plastered to keep idealism do not want to be considered a representative of a particular product.
Not the whole album released Iwan Fals contain new songs. In recent years, Iwan Fals often issued a re-release of her biggest hits, both with original arrangements as well as the re-arrangement. In recent years this also Iwan Fals more chose to collaborate with talented young musicians.
Many songs Iwan Fals are not sold freely. The songs become an exclusive collection of fans and mostly recorded live. Some songs Iwan Fals is not commercialized like the song title 'Pulanglah' dedicated to Munir proved very popular with the eventual re-recorded and included in the album 50:50 in circulation in 2007.
Source : Wikipedia
Biografi Noah (Peterpan) 2
Perpecahan dan Hari Yang Cerah
Pada tanggal 4 November 2006, Andika dan Indra, resmi keluar dari Peterpan. Kedua mantan personel Peterpan ini pada akhirnya membentuk grup musik lainnya yang diberi nama The Titans. Dengan keluarnya Andika dan Indra, posisi mereka ditempati oleh dua personel tambahan, yaitu David pada kibor dan Lucky pada bass. Perpecahan ini dipicu oleh ibunda Andika yang keberatan jika, Ariel, Uki, Lukman dan Reza, masih menggunakan nama Peterpan. Andika sempat mengancam akan paksa Peterpan stop manggung selama belum berganti nama.
Pada Mei 2007, Peterpan merilis album keempat mereka yaitu Hari yang Cerah. Acara launching album ini juga dibuat lain karena dilakukan di dua negara yaitu di RUUMS, Kuala Lumpur, pada 25 Mei 2007 dan di Monumen Pahlawan Gasibu, Bandung. Acara ini disiarkan langsung di 7 stasiun televisi. Album ini diklaim sebagai album terakhir mereka dengan nama "Peterpan". Ariel mengklaim bahwa pada akhirnya mereka akan melepaskan nama Peterpan dan menggunakan nama lainnya.
Pada bulan September 2007, mereka mengikuti acara "Song Festival" di Korea Selatan.
Butuh Rental Truk Box terpercaya di Bandung Klik Disini!
Butuh Rental Truk Box terpercaya di Bandung Klik Disini!
Sebuah Nama Sebuah Cerita
Pada 2008, Peterpan merilis album kompilasi bertajuk Sebuah Nama Sebuah Cerita. Album ini adalah karya terakhir Peterpan sebagai ancang-ancang untuk ganti nama grup musik pada tahun berikutnya. Lagu andalan album ini adalah "Walau Habis Terang", "Kisah Cintaku", "Dilema Besar", "Menunggu Pagi", dan "Tak Ada yang Abadi". Pada tahun yang sama, Peterpan dibuatkan Replika Patung dan dimasukkan ke Museum Nasional Indonesia. Pada tahun yang sama, David ditetapkan sebagai personel tetap Peterpan. Pada 2009, Lucky keluar dari Peterpan karena Lucky dianggap belum cocok mengisi posisi bass. Setelah Lucky keluar dan bergabung dengan Domino, posisi bass diisi oleh Ihsan Nurrachman.
Suara Lainnya
Pada tahun 2012, album Suara Lainnya dirilis dengan menggunakan nama masing-masing personel yaitu "Ariel, Uki, Lukman, Reza, David". Album ini merupakan album berisi versi instrumental lagu-lagu Peterpan ditambah dengan lagu "Dara", sebuah singgel yang diciptakan oleh Ariel di dalam tahanan. Selain itu, pada album ini, vokal pada lagu "Cobalah Mengerti" diisi oleh Momo Geisha. Album ini merupakan album pertama yang dirilis dengan tidak menggunakan nama Peterpan setelah kontrak penggunaan namanya resmi berakhir pada tahun 2009. Mereka adalah grup musik satu-satunya yang mampu membuat album tanpa kehadiran sang vokalis di publik walaupun di balik itu semua sang vokalis banyak berkontribusi.
Unduh Lagu2 Noah Album III
Unduh Lagu2 Noah Album III
Pergantian nama Noah
Nama baru tersebut sebenarnya sudah ada sejak tahun 2010. Ada 4 calon nama pengganti Peterpan yaitu: Raokin, Tanaris, Masterplan dan Noah. Namun, Pada 2 Agustus 2012, grup musik ini mengumumkan nama baru mereka, yaitu Noah. Noah sendiri berarti membuat nyaman, memberi ketenangan, dan panjang umur. Tidak hanya nama grup musiknya berganti, nama sebutan penggemar mereka juga berganti nama dengan menghilangkan embel-embel Peterpan. Setelah berganti nama, grup musik ini merilis singel berjudul "Separuh Aku". dan pada 9 Agustus 2012 Noah meluncurkan buku otografi "Kisah Lainnya". Buku ini dijual di semua toko Kepustakaan Populer Gramedia dengan harga Rp. 65.000 dan Bonus CD Audio Album Instrumental "Suara Lainnya".
Seperti Seharusnya
Pada September 2012, Noah merilis album studio bertajuk Seperti Seharusnya. Lagu andalan album ini adalah "Separuh Aku" dan "Hidup Untukmu Mati Tanpamu". Penjualan album baru ini dilakukan melalui gerai KFC dan sudah terjual hingga 200 ribu keping selama tiga hari pertama penjualannya.
Dapatkan Harga Termurah Rental Truk Double Box Bandung-Jakarta Disini!
Dapatkan Harga Termurah Rental Truk Double Box Bandung-Jakarta Disini!
Pada 15-16 September 2012, Noah melakukan konser dalam waktu 1 hari di Melbourne, Hong Kong, Kuala Lumpur, Singapura, dan berakhir di Jakarta. Noah berhasil meraih rekor dunia dari Museum Rekor Indonesia.[18][19] Setelah CD original album Seperti Seharusnya terjual 1 juta kopi dalam waktu 5 bulan setelah perilisan, Noah mendapatkan penghargaan berupa plakat Multiplatinum dari Musica Studios dan Swara Sangkar Emas.[20] . Noah termasuk musisi yang sukses menjual albumnya di gerai KFC seperti Ungu, Cinta Laura, Indah Dewi Pertiwi, Agnes Monica, Afgan, SM*SH dan Rossa.
Perilisan buku dan film NOAH: Awal Semula
Pada September 2013, bertepatan dengan 3 hari sebelum Ariel ulang tahun dan setelah konser 2 Benua 5 Negara di gelar, Noah secara resmi meluncurkan buku terbaru mereka yang berjudul "6.903 Mil", buku ini menceritakan di balik kesuksesan konser 2 Benua 5 Negara yang di gelar selama 1 hari itu, buku ini adalah bagian kedua setelah Kisah Lainnya. dan diedarkan di Kepustakaan Populer Gramedia, Blibli.com dan Bukukita.com.
Pada November 2013, Noah resmi meluncurkan film dokumenter terbaru mereka, yang berjudul Noah: Awal Semula, film ini menceritakan perjalanan gerup musik terbaik Indonesia itu, yang disutradarai oleh Putrama Tuta, Dua minggu sebelum nama NOAH dikumandangkan, kelompok musik itu mengalami saat terberatnya: Ariel harus mendekam di penjara akibat tuduhan keterlibatannya dalam kasus video.
Kepercayaan mereka diuji, mereka jatuh saat berada di puncak kejayaan. Kehadiran sosok David dan vonis penyakit yang dideritanya membuat Noah bersatu dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya, mereka yakin bahwa bagian yang hilang itu akan kembali dan memiliki kesempatan lagi untuk menjadi besar, bahkan lebih besar dari sebelumnya. film ini luncurkan serentak di bioskop di seluruh Indonesia mulai 14 November 2013 dan di Hongkong mulai 8 Desember 2013.
Kepercayaan mereka diuji, mereka jatuh saat berada di puncak kejayaan. Kehadiran sosok David dan vonis penyakit yang dideritanya membuat Noah bersatu dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya, mereka yakin bahwa bagian yang hilang itu akan kembali dan memiliki kesempatan lagi untuk menjadi besar, bahkan lebih besar dari sebelumnya. film ini luncurkan serentak di bioskop di seluruh Indonesia mulai 14 November 2013 dan di Hongkong mulai 8 Desember 2013.
Peluncuran Album Package
Album package ini di buat bekerja sama dengan Trans Corp. Album package atau juga disebut album paket ini berisi 4 album 3 lagu baru dan 40 lagu lama yang di aransemen ulang. Album ini berisi album Second Chance, NOAH: Bintang Di Surga, NOAH: Hari Yang Cerah..., dan NOAH: Taman Langit. Entah apa yang di inginkan Ariel, Uki, Lukman, Reza dan David untuk membawakan lagu lama mereka, alasan yang mereka berikan salah satunya adalah "Mengajak pendengar untuk mendengarkan lagu-lagu Peterpan di Noah". Inilah foto album tersebut.
Baca : Legenda musik Pop Sunda Doel Sumbang
Baca : Legenda musik Pop Sunda Doel Sumbang
Album Package NOAH.
Keluarnya Reza dan Second Chance
Pada Desember 2014, Reza memutuskan keluar dari grup musik ini mulai 1 Januari 2015 karena ingin menimba ilmu agama di Pakistan, sementara saat ini, posisi drum di isi oleh Rio Alief. Pada bulan yang sama, Noah meluncurkan album barunya berjudul Second Chance berisi 3 lagu baru: Hero, Seperti Kemarin dan Suara Pikiranku, dan 9 lagu lama yang diaransemen ulang, album ini diproduseri oleh Steve Lillywhite, mantan produser The Killers, U2, The Rolling Stones dan lainnya. Selanjutnya, Noah akan merilis 3 album package yang berisikan materi lama dari Peterpan yaitu : Bintang di Surga, Hari yang Cerah dan Taman Langit. Total seluruh track adalah 41 lagu.
Album ini hanya dijual di jaringan retail Trans Corp. seperti Trans Fashion, Trans F&B (Coffee Bean, Wendy’s, Baskin Robin), TransVision, Carrefour, Kawasan Trans Studio Bandung & Makassar, Metro Department Store, dan Bank Mega.
Tur Amerika Serikat
Pada Maret 2015, Noah mengumumkan, bahwa mereka akan berencana untuk mengelar turnya di Amerika mulai April 2015, kota tujuan tur adalah: San Francisco, Los Angeles, New York, dan Washington DC.Tur ini tertunda lama karena kesehatan Ariel yang menurun dan sedang memproses album terbaru mereka. Tur pun akhirnya digelar pada Oktober 2015.
Kerusuhan di konser
Kerusuhan di konser
Sama seperti grup musik tenar lain di Indonesia, konser Noah pun tak lepas dari masalah. Pada tahun 2006, saat konser di stadion Harapan Bangsa Lhongraya Kota Banda Aceh tanggal 22 Februari 2006, sedikitnya 30 orang penonton pingsan, terbanyak diantaranya adalah remaja putri. Tak hanya itu, konser ini pun dinilai melanggar undang-undang Syariat Islam yang telah diberlakukan secara kaffah (menyeluruh) di Provinsi Aceh (NAD) karena bercampurnya penonton pria dan wanita di dalam lapangan pertunjukan.
Akibat kerusuhan saat konser bukan hanya menimpa penonton, tetapi juga anggota grup musik yang tampil. Hal ini terjadi saat Peterpan konser di Stadion Bima Cirebon, 11 April 2006. Hujan batu dilemparkan para penonton tak berkarcis di luar Stadion, akibatnya tak hanya belasan penonton dilarikan ke berbagai rumah sakit akibat lemparan batu, tetapi juga sang vokalis, Ariel, yang tak luput dari hujan batu tersebut. Ariel terkena lemparan di bagian dada sehingga langsung diamankan ke luar Stadion. Akibat peristiwa itu konser menjadi terhenti di saat Peterpan membawakan lagu kelimanya "Mungkin Nanti" sekitar pukul 20.30 WIB.
Unduh Lagu2 Noah Album IV
Sumber : Wikipedia
Unduh Lagu2 Noah Album IV
Sumber : Wikipedia
Biografi Noah (Peterpan)
Noah (sebelumnya bernama Peterpan), atau lebih dikenal dengan NOAH, adalah sebuah grup musik Pop/Rock alternatif dari Bandung, Indonesia. Grup musik ini dikenal sebagai grup musik paling terbesar atau paling terkenal di Indonesia, bahkan sedikitnya di dunia. Grup musik ini dibentuk pada tahun 2000 dan terkenal berkat lagunya "Mimpi Yang Sempurna". Grup musik ini juga terkenal dengan lirik yang sederhana dan puitis, musik yang mudah di ingat dengan ciri khas suara vokal Ariel. Sekarang grup musik ini hanya terdiri dari: Ariel, Uki, Lukman, dan David.
Pindah Rumah atau Kantor? Klik aja Rajasatrans.co.id Disini
Pada November 2006, Andika dan Indra keluar dari grup musik ini, Selanjutnya pada tahun 2006, David masuk ke grup musik ini. Pada 1 Januari 2015, Reza keluar dari grup musik ini. Pada awal tahun 2015, Rio mengisi posisi drummer Noah sebagai additional player, dan pada Maret 2016, Boy Tondo keluar dan Lanlan mengganti posisi bassist Noah sebagai additional player yang sebelumnya membantu Noah dalam pembuatan album Seperti Seharusnya. Pada tahun 1997, Andika (keyboard) membentuk grup musik Topi dengan mengajak adik kelasnya di SMU 2 Bandung, Uki (gitar), Afrian (gitar), serta teman mainnya, Abel (bass) dan Ari (drum). Uki pun mengajak teman SMP-nya Ariel yang mengisi posisi vokal. Dengan formasi seperti itulah, mereka mulai manggung dan memainkan musik beraliran Brits alternatif. Kemudian Ari mengundurkan diri dan Topi pun bubar tanpa sebab yang pasti.
Andika mengumpulkan kembali personel Topi pada tahun 2000. Namun kali ini, posisi drum dipegang oleh Reza. Untuk memberi warna musik yang lebih dewasa dan lebih kaya melodi, maka diajaklah Lukman, teman kakak Indra, yang akhirnya jadi gitaris utama (lead guitar). Setelah terbentuk dengan formasi enam orang, mereka pun mengambil nama Peterpan.
Unduh Lagu2 Noah Album I
Tanggal 1 September 2000 secara resmi Peterpan terbentuk. Nama Peterpan diambil karena Andika sangat mengidolakan tokoh fantasi "Peter Pan", namun kata Ariel nama Peterpan diambil dari nama sebuah warung sate dipinggiran jalan. Cerita singkatnya, Andika sedang diperjalanan dari Jakarta menuju Bandung bersama ibunya, Andika memutuskan untuk istirahat dulu dan singgah di sebuah warung sate untuk makan. nama warung sate tersebut adalah Peterpan. Hingga kemudian Andika mengusulkan nama tersebut untuk menjadi nama grup musiknya. Perjalanan profesional Peterpan dimulai tahun 2001 dengan merambah dari kafe ke kafe di Bandung. Mereka bermain di kafe O'Hara dan Sapu Lidi dengan membawakan lagu-lagu top 40, serta rock alternatif seperti Nirvana, Pearl Jam, Coldplay, U2, Creed, dll. Saat di kafe Sapu Lidi-lah potensi mereka terlihat oleh Noey, basis Java Jive yang sedang mencari grup musik untuk mengisi album kompilasi. Dari lagu yang dikirim oleh manajer Peterpan, Budi Soeratman untuk demo, yaitu "Mimpi Yang Sempurna", "Kita Tertawa" dan "Taman Langit", terpilihlah lagu "Mimpi Yang Sempurna" untuk dimasukan ke album kompilasi Kisah 2002 Malam yang dirilis Juli 2002. Tak disangka lagu tersebut menjadi jagoan album ini dan mendongkrak penjualan sampai di atas 150.000 kopi.
Rental Truk Box Termurah Bandung Klik Disini
Peterpan debut dibelantika musik Indonesia pada tahun 2002 setelah meluncurkan singel yang bertajuk "Mimpi Yang Sempurna" dan penampilan perdananya di acara ulang tahun pertama Trans TV pada 15 Desember 2002. Perusahaan rekaman Musica Studio's pun tak melewatkan potensi Peterpan. Musica mempercepat pengajuan kontrak untuk debut album pertama Peterpan. Akhirnya debut album Peterpan bertajuk Taman Langit dirilis bulan Juni 2003. Tak disangka, album itu mampu terjual di atas angka 650.000 kopi. Atas prestasi tersebut, mereka menerima Multi Platinum untuk album Taman Langit. Lagu andalan album ini Taman Langit adalah "Sahabat", "Aku dan Bintang", "Semua Tentang Kita", "Topeng" dan "Yang Terdalam". Tak hanya jumlah penjualan, Peterpan juga sukses mencetak rekor konser maraton di enam provinsi dalam tempo 24 jam pada tanggal 18 Juli 2004. Konser bertajuk "LA Lights Peterpan 24 Jam Breaking Record" itu dimulai di Medan, Sumatera Utara sekitar pukul 07.55 sampai 08.40 WIB. Dari sana, mereka lalu melanjutkan di Padang, Sumatera Barat sekitar pukul 10.45 hingga 11.30 WIB. Pada jam 12.55 hingga 13.40 WIB, Peterpan konser di Pekanbaru, Riau, terus Lampung pada jam 16.25 sampai 17.10 WIB. Ariel lantas membuka konser di Semarang, Jawa Tengah, sekitar pukul 19.45 dan berakhir pada 20.30 WIB. Konser Peterpan ditutup di Surabaya sekitar pukul 22.15 sampai 23.00 WIB. Atas prestasinya ini, mereka berhak dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Dan belum ada yang pernah memecahkan rekor tersebut. Bintang di Surga.
Unduh Lagu2 Noah Album II
Pada Agustus 2004, Peterpan merilis album ke-2 bertajuk Bintang di Surga. Album itu telah terjual 350.000 kopi dalam waktu 2 minggu setelah rilis dan pada awal Januari 2005 telah mencapai 2 juta kopi. Pada Februari 2005, penjualan album ini mencapai 2,7 juta kopi. Dan menurut catatan, album ini mampu terjual sebanyak 3 juta kopi. Lagu andalan album ini Bintang di Surga adalah "Ada Apa Denganmu", "Mungkin Nanti", "Kukatakan Dengan Indah", "Bintang di Surga", "Di Atas Normal", dan "Khayalan Tingkat Tinggi". Album ini merupakan album studio dengan penjualan tertinggi di Indonesia di antara grup musik lainnya. OST Alexandria[sunting | sunting sumber] Alexandria adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 2005 dan dibintangi oleh Marcel Chandrawinata, Julie Estelle, Kinaryosih, dan Fachri Albar. Pada Agustus 2005, Peterpan merilis album ke-3 bertajuk OST Alexandria untuk film ini. Lagu andalan album ini adalah "Tak Bisakah" dan "Langit Tak Mendengar". Lagu "Tak Bisakah" sempat menuai kontroversi karena dijiplak oleh musisi India untuk film Woh Lamhe Woh Lamhe dengan judul lagu "Kya Mujhe Pyaar". Penjualan album ini mencapai 1 juta kopi.[butuh rujukan] Pada awal tahun 2005, Peterpan meraih penghargaan sebagai artis favorit Indonesia di MTV Asia Aid di Bangkok.
Dapatkan harga terbaik Rental Truk Box di Bandung
Dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2005, Peterpan menempati urutan teratas nominasi dengan memperoleh 11 nominasi. Empat di antaranya dicetak lewat lagu "Ada Apa Denganmu". Dari 11 nominasi itu, Peterpan mendapat 7 penghargaan, antara lain untuk "grup musik terbaik", "album terbaik", "grafis desain album terbaik" dan "karya produksi terbaik", karena album Bintang di Surga. Pada ajang SCTV Music Awards 2005, Peterpan mendapat penghargaan di kategori "Album Pop Group Ngetop"' dan "Lagu Paling Ngetop". Pada tahun 2005, Peterpan kembali merilis 2 album yaitu : VCD Untuk Sahabat Peterpan yang berisi Original VCD Karaoke termasuk video klip serta dokumentasi saat mereka melakukan pemecahan rekor konser selama 24 jam di 6 kota.,dan album jalur suara film Alexandria.
Baca : Perpecahan ditubuh Peterpan dan Unduh Lagu Album III dan IV
Pindah Rumah atau Kantor? Klik aja Rajasatrans.co.id Disini
Pada November 2006, Andika dan Indra keluar dari grup musik ini, Selanjutnya pada tahun 2006, David masuk ke grup musik ini. Pada 1 Januari 2015, Reza keluar dari grup musik ini. Pada awal tahun 2015, Rio mengisi posisi drummer Noah sebagai additional player, dan pada Maret 2016, Boy Tondo keluar dan Lanlan mengganti posisi bassist Noah sebagai additional player yang sebelumnya membantu Noah dalam pembuatan album Seperti Seharusnya. Pada tahun 1997, Andika (keyboard) membentuk grup musik Topi dengan mengajak adik kelasnya di SMU 2 Bandung, Uki (gitar), Afrian (gitar), serta teman mainnya, Abel (bass) dan Ari (drum). Uki pun mengajak teman SMP-nya Ariel yang mengisi posisi vokal. Dengan formasi seperti itulah, mereka mulai manggung dan memainkan musik beraliran Brits alternatif. Kemudian Ari mengundurkan diri dan Topi pun bubar tanpa sebab yang pasti.
Andika mengumpulkan kembali personel Topi pada tahun 2000. Namun kali ini, posisi drum dipegang oleh Reza. Untuk memberi warna musik yang lebih dewasa dan lebih kaya melodi, maka diajaklah Lukman, teman kakak Indra, yang akhirnya jadi gitaris utama (lead guitar). Setelah terbentuk dengan formasi enam orang, mereka pun mengambil nama Peterpan.
Unduh Lagu2 Noah Album I
Tanggal 1 September 2000 secara resmi Peterpan terbentuk. Nama Peterpan diambil karena Andika sangat mengidolakan tokoh fantasi "Peter Pan", namun kata Ariel nama Peterpan diambil dari nama sebuah warung sate dipinggiran jalan. Cerita singkatnya, Andika sedang diperjalanan dari Jakarta menuju Bandung bersama ibunya, Andika memutuskan untuk istirahat dulu dan singgah di sebuah warung sate untuk makan. nama warung sate tersebut adalah Peterpan. Hingga kemudian Andika mengusulkan nama tersebut untuk menjadi nama grup musiknya. Perjalanan profesional Peterpan dimulai tahun 2001 dengan merambah dari kafe ke kafe di Bandung. Mereka bermain di kafe O'Hara dan Sapu Lidi dengan membawakan lagu-lagu top 40, serta rock alternatif seperti Nirvana, Pearl Jam, Coldplay, U2, Creed, dll. Saat di kafe Sapu Lidi-lah potensi mereka terlihat oleh Noey, basis Java Jive yang sedang mencari grup musik untuk mengisi album kompilasi. Dari lagu yang dikirim oleh manajer Peterpan, Budi Soeratman untuk demo, yaitu "Mimpi Yang Sempurna", "Kita Tertawa" dan "Taman Langit", terpilihlah lagu "Mimpi Yang Sempurna" untuk dimasukan ke album kompilasi Kisah 2002 Malam yang dirilis Juli 2002. Tak disangka lagu tersebut menjadi jagoan album ini dan mendongkrak penjualan sampai di atas 150.000 kopi.
Rental Truk Box Termurah Bandung Klik Disini
Peterpan debut dibelantika musik Indonesia pada tahun 2002 setelah meluncurkan singel yang bertajuk "Mimpi Yang Sempurna" dan penampilan perdananya di acara ulang tahun pertama Trans TV pada 15 Desember 2002. Perusahaan rekaman Musica Studio's pun tak melewatkan potensi Peterpan. Musica mempercepat pengajuan kontrak untuk debut album pertama Peterpan. Akhirnya debut album Peterpan bertajuk Taman Langit dirilis bulan Juni 2003. Tak disangka, album itu mampu terjual di atas angka 650.000 kopi. Atas prestasi tersebut, mereka menerima Multi Platinum untuk album Taman Langit. Lagu andalan album ini Taman Langit adalah "Sahabat", "Aku dan Bintang", "Semua Tentang Kita", "Topeng" dan "Yang Terdalam". Tak hanya jumlah penjualan, Peterpan juga sukses mencetak rekor konser maraton di enam provinsi dalam tempo 24 jam pada tanggal 18 Juli 2004. Konser bertajuk "LA Lights Peterpan 24 Jam Breaking Record" itu dimulai di Medan, Sumatera Utara sekitar pukul 07.55 sampai 08.40 WIB. Dari sana, mereka lalu melanjutkan di Padang, Sumatera Barat sekitar pukul 10.45 hingga 11.30 WIB. Pada jam 12.55 hingga 13.40 WIB, Peterpan konser di Pekanbaru, Riau, terus Lampung pada jam 16.25 sampai 17.10 WIB. Ariel lantas membuka konser di Semarang, Jawa Tengah, sekitar pukul 19.45 dan berakhir pada 20.30 WIB. Konser Peterpan ditutup di Surabaya sekitar pukul 22.15 sampai 23.00 WIB. Atas prestasinya ini, mereka berhak dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Dan belum ada yang pernah memecahkan rekor tersebut. Bintang di Surga.
Unduh Lagu2 Noah Album II
Pada Agustus 2004, Peterpan merilis album ke-2 bertajuk Bintang di Surga. Album itu telah terjual 350.000 kopi dalam waktu 2 minggu setelah rilis dan pada awal Januari 2005 telah mencapai 2 juta kopi. Pada Februari 2005, penjualan album ini mencapai 2,7 juta kopi. Dan menurut catatan, album ini mampu terjual sebanyak 3 juta kopi. Lagu andalan album ini Bintang di Surga adalah "Ada Apa Denganmu", "Mungkin Nanti", "Kukatakan Dengan Indah", "Bintang di Surga", "Di Atas Normal", dan "Khayalan Tingkat Tinggi". Album ini merupakan album studio dengan penjualan tertinggi di Indonesia di antara grup musik lainnya. OST Alexandria[sunting | sunting sumber] Alexandria adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 2005 dan dibintangi oleh Marcel Chandrawinata, Julie Estelle, Kinaryosih, dan Fachri Albar. Pada Agustus 2005, Peterpan merilis album ke-3 bertajuk OST Alexandria untuk film ini. Lagu andalan album ini adalah "Tak Bisakah" dan "Langit Tak Mendengar". Lagu "Tak Bisakah" sempat menuai kontroversi karena dijiplak oleh musisi India untuk film Woh Lamhe Woh Lamhe dengan judul lagu "Kya Mujhe Pyaar". Penjualan album ini mencapai 1 juta kopi.[butuh rujukan] Pada awal tahun 2005, Peterpan meraih penghargaan sebagai artis favorit Indonesia di MTV Asia Aid di Bangkok.
Dapatkan harga terbaik Rental Truk Box di Bandung
Dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2005, Peterpan menempati urutan teratas nominasi dengan memperoleh 11 nominasi. Empat di antaranya dicetak lewat lagu "Ada Apa Denganmu". Dari 11 nominasi itu, Peterpan mendapat 7 penghargaan, antara lain untuk "grup musik terbaik", "album terbaik", "grafis desain album terbaik" dan "karya produksi terbaik", karena album Bintang di Surga. Pada ajang SCTV Music Awards 2005, Peterpan mendapat penghargaan di kategori "Album Pop Group Ngetop"' dan "Lagu Paling Ngetop". Pada tahun 2005, Peterpan kembali merilis 2 album yaitu : VCD Untuk Sahabat Peterpan yang berisi Original VCD Karaoke termasuk video klip serta dokumentasi saat mereka melakukan pemecahan rekor konser selama 24 jam di 6 kota.,dan album jalur suara film Alexandria.
Baca : Perpecahan ditubuh Peterpan dan Unduh Lagu Album III dan IV
Thursday, December 15, 2016
Biografi Rita Sugiarto
Rita Sugiarto atau yang memiliki nama asli Derita Kismiarti (lahir di Semarang, 19 September 1960) seorang penyanyi dangdut dan pencipta lagu dangdut legendaris. Namanya mulai dikenal sejak ia berduet dan mengisi suara dalam film-film Rhoma Irama, seperti Gitar Tua, Berkelana, dan Darah Muda.
Bakat besar sebagai penyanyi sudah ditunjukkan Rita Sugiarto sejak masih duduk di bangku SD. Ia berhasil menjuarai beberapa festival musik pop mulai dari tingkat kodya Semarang hingga tingkat provinsi. Di usianya yang sangat belia, 13 tahun ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Nasib baik pun menghampiri wanita bersuara dahsyat ini. Ia ditawari untuk berduet dengan Rhoma Irama menyanyikan lagu-lagu berirama dangdut. Hasilnya semua album duet yang dirilinsya bersama “Sang Raja Dangdut” laris manis dipasaran dan selalu meraih platinum.
Sejak bergabung dengan Soneta pada tahun 1976 hingga 1981 sedikitnya 20 album telah dirilis. Antara lain: Darah Muda, Begadang II, dan Gitar Tua. Album terakhirnya bersama Rhoma Irama berjudul “Pemilu”, yang dirilis pada tahun 1981. Kemudian ia memutuskan untuk memisahan diri dengan sang guru Rhoma Irama yang sudah membesarkan namanya. Pada tahun 1981 ia menikah dengan Jacky Zimah.
Bersama sang suami ia kemudian mendirikan Orkes Melayu Jackta Group, dengan merilis debut pertamanya yang berjudul “Vol.1”. Single pertama di album ini berjudul “Jacky”. Lagu ini diciptakan sendiri oleh Rita. Bercerita tentang kecintaanya pada sang suami. Tak disangka lagu ini meledak luar biasa di pasaran. Kasetnya terjual hingga mencapai 2 juta keping. Ini adalah rekor penjualan album dangdut terlaris sepanjang masa. Lagu “Jacky” pun mengudara di mana-mana. Konon album ini juga diedarkan di Jepang dan video klipnya wara wiri di televisi Tokyo. Hingga sekarang sudah puluhan album dan ratusan lagu yang diciptakan Rita Sugiarto, namun tak ada yang sefenomenal “Jacky”.
Dalam sebuah wawancara di awal tahun 80-an, Rhoma Irama pernah mengatakan, bahwa "Rita itu langka", karena selain memililiki suara yang prima, Rita juga mampu menciptakan lagu-lagu untuk dinyanyikan sendiri, dan sebagian besar menjadi hits. Statement Rhoma tersebut barangkali tidak berlebihan, karena meski sudah tiga dasawarsa menekuni dunia dangdut, Rita tetap eksis,sementara penyanyi-penyanyi seangkatannya banyak yang sudah pensiun. Ditengah menjamurnya penyanyi-penyanyi dangdut muda yang lebih mengedepankan goyang, Rita tetap laris sebagai penyanyi rekaman dan panggung, karena ia lebih mengedepankan kualitas vokal.
Lagu-lagu yang dinyanyikan dan dipopulerkan Rita Sugiarto, sampai saat ini masih sering dinyanyikan di panggung-panggung dangdut. Hal ini bisa dimaklumi, karena Rita Sugiarto masih menjadi kiblat bagi penyanyi dangdut perempuan, disamping Elvi Sukaesih. Itulah sebabnya dikalangan pecinta musik dangdut Rita Sugiarto disebut sebagai Diva Dangdut, sementara Elvy Sukaesih disebut sebagai Ratu Dangdut.
Sebagai penyanyi dangdut senior, Rita Sugiarto dikenal sebagai sosok low profile, yang mau berbagi ilmu kepada yuniornya. Tak heran saat Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI) menghujat penampilan Inul Daratista di awal tahun 2000-an, Rita tidak terlalu mempermasalahkan penampilan Inul. Bahkan Rita bersedia tampil satu panggung dengan penyanyi asal Pasuruan yang mengidolakan dirinya itu. Hal itu sempat membuat Raja Dangdut Rhoma Irama marah besar kepada Rita Sugiarto.
Di tengah jadwal manggungnya yang padat, Rita pernah menjadikan komedian dan presenter Olga Syahputra sebagai asisten pribadinya.
Menikah dengan Zacky Zimah pada tahun 1981, Rita dikarunia 3 orang anak. Rita telah bercerai dengan suaminya dan anak sulungnya, Jerry Zimah telah meninggal secara mendadak pada 2008.[2] Perceraian itu membuat Rita kecewa. Kekecewaan itu dituangkan dalam lagu-lagunya antara lain : Makan Hati, Pacar Dunia Akhirat,dan Serigala berbulu domba.
Biografi Inul Daratista
Inul Daratista (lahir di Pasuruan, 21 Januari 1979, bernama asli Ainur Rokhimah) adalah seorang penyanyi dangdut berkebangsaan Indonesia. Inul terkenal dengan gaya Goyang Ngebor. Ayah Inul bernama Abdullah Aman, dan ibunya bernama Rufia. Suami Inul adalah Adam Suseno.
Baca dan Unduh : Biografi Raja Dangdut Rhoma Irama
Baca dan Unduh : Biografi Raja Dangdut Rhoma Irama
Inul Daratista memulai karier panggungnya sebagai penyanyi dangdut lewat acara-acara rakyat di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Tanpa ia ketahui, aksi panggungnya diabadikan dalam sebuah rekaman video. Video ini lantas diperbanyak dan diedarkan dalam format VCD ke berbagai pelosok daerah, ini yang mendorong nama Inul mulai terkenal. Seiring dengan melekatnya julukan “Ratu Goyang Ngebor”, Inul mulai tampil di banyak tempat. Seketika, jadwal manggungnya terisi padat. Sejumlah televisi mulai berebutan untuk menampilkan Inul.
Baca dan Unduh : Biografi Ratu Dangdut Elvie Sukaesih
Baca dan Unduh : Biografi Ratu Dangdut Elvie Sukaesih
Selain berkarier di dunia tarik suara, Inul juga memiliki bisnis karaoke, Inul Vizta. Bisnisnya yang memiliki beberapa cabang ini, sempat mendapat masalah. Andar Situmorang menggugatnya karena dianggap melanggar masalah hak cipta. Tapi awal Juni 2009, kasusnya dimenangkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Selesai perkara bisnis karaoke Inul Vizta, sekarang giliran Inul yang memperkarakan Andar ke pihak berwajib. Kali ini Andar dilaporkan Inul atas tuduhan membuat laporan palsu. Inul bersama ahli waris yang sebenarnya dari Guru Nahum, Distok Sitomorang menuntut Andar yang dituduh membuat laporan-laporan palsu. hingga saat ini, kasusnya masih diperiksa oleh pihak yang berwajib.
Inul menikah di usianya yang masih sangat muda, yaitu 16 tahun pada 29 Mei 1995 dengan Adam Suseno. Pernikahan yang dibina selama 13 tahun itu belum juga membuahkan anak. Namun mimpi itu akhirnya terwujud pada 2009. Melalui program bayi tabung, Inul berhasil melahirkan anak pertamanya pada 19 Mei 2009 pada pukul 21.29 secara caesar. Bayi laki-laki ini diberi nama Yusuf Ivander Damares.
Baca dan Unduh : Legenda Musik Rock Indonesia GodBless
Baca dan Unduh : Legenda Musik Rock Indonesia GodBless
Menjelang perilisan album perdananya, goyangan Inul tidak disukai oleh Rhoma Irama, penyanyi yang punya julukan "Raja Dangdut". Goyang Inul dianggap mengundang dampak negatif yang berbau pornografi dan merendahkan pamor musik dangdut. Rhoma dengan mengatas-namakan organisasi PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia), menentang peredaran album Goyang Inul yang dirilis Blackboard pada akhir Mei 2003. Sikap Rhoma ini lantas menimbulkan pro-kontra.
Pada Januari 2006, kembali Rhoma di depan anggota DPR mengeluarkan pernyataan menentang aksi panggung Inul, dalam dengar pendapat pembahasan RUU Antipornografi antara DPR dan kalangan artis.
Pada bulan April 2006, Inul kembali membuat kontroversi karena mengeluarkan pernyataan di media masa bahwa dia ingin berpose bugil di majalah Playboy edisi Indonesia.
Baca dan Unduh : Legenda musik Balada Indonesia Iwan Fals
Baca dan Unduh : Legenda musik Balada Indonesia Iwan Fals
Pada bulan November 2007, terdapat patung Inul di depan rumahnya. Patung Inul setinggi 2,5 meter lengkap dengan pondasi kotak serta lampu sorot itu berwarna emas. Plakat hitam bertuliskan "Sumbangan dari Inul Daratista" tampak menghias bungkusan patung itu. Inul menyumbangkan patung dirinya untuk menghiasi jalan yang telah dipenuhi patung lainnya. Patung Inul rencananya akan diresmikan 13 November 2007. tetapi akhirnya, patung Inul dibongkar dan diamankan Ketua RT setempat.
Download Lagu Meggy Z
Meggy Zakaria (lahir di Jakarta, 24 Agustus 1945 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 21 Oktober 2009 pada umur 64 tahun) adalah penyanyi dangdut dan aktor. Ia sangat dikenal publik sebagai penyanyi dangdut, selain itu juga dikenal sebagai pemeran dalam sinetron serta film layar lebar.
Meggy Z adalah seorang penyanyi dangdut senior, meski dia juga menjajal dunia seni peran, namun pamornya lebih banyak di dunia musik dangdut. Loyalitas Meggy dalam dunia dangdut pun telah diakui.
Pada ajang Anugerah Dangdut TPI 1997, ia mendapat penghargaan sebagai Penyanyi Rekaman Dangdut Terbaik. Lewat Benang Biru, selang setahun kemudian, pada 2003, lagu ini menjadi Lagu Dangdut Terbaik di ajang Anugerah Dangdut TPI 1998. Selain favorit para juri, lagu ini pun menjadi favorit para penggemar dangdut tanah air.
Meski saat itu penyanyi-penyanyi dangdut pria mulai bermunculan, namun ia masih menjadi favorit, salah satunya dibuktikan dengan berhasilnya ia menjadi Penyanyi Pria Favorit lewat lagunya, Permisi di ajang yang sama pada 2002.
Sukses di dunia dangdut membuat pelantun Sakit Gigi ini mencoba dunia peran yang pada akhirnya membuatnya enjoy. Debut aktingnya saat membintangi sinetron BULAN BERKACA. Dari sini, ia lantas sering tampil di sinetron, bahkan mendapat peran utama di JADI POCONG. Sinetron lain yang pernah ia bintangi adalah DUK DUK MONG.
Pada tahun 90-an, hampir semua lagu-lagu yang dibawakan Meggy menjadi hits. Sebut saja Benang Biru dan Senyum Membawa Luka yang ada di album BERAKHIR PULA serta lagu Anggur Merah, Mandul, Gubuk Bambu, Jatuh Bangun dan Mata Air Cinta.
Dalam kehidupan pribadinya, Meggy menikahi Zainabun sejak 1970. Dari pernikahannya ini, mereka dikaruniai 2 orang anak dan 3 orang cucu.
Rabu malam, 21 Oktober 2009, Meggy berpulang ke Rahmatullah. Sekitar pukul 23.30 WIB, Meggy menghembuskan nafas terakhir di RS Margonda, Depok dengan didampingi istri dan anak-anaknya. Rencananya, jenazah almarhum bakal disemayamkan di kediamannya di Cipayung.
Meggy Z meninggal dunia, dikarenakan sakit jantung. Ia dimakamkan di TPU Cilangkap.
Lagu Jatuh Bangun pernah dinyanyikan oleh Kristina & juga grup band yang paling ngetop yaitu Tiket. Setelah ia meninggal, Tiket pun mengaransemen musik rock dengan lagunya.
Biografi Elvi Sukaesih
Elvy Sukaesih (lahir di Jakarta, 25 Juni 1951) adalah salah satu penyanyi dangdut berkebangsaan Indonesia yang legendaris dan dijuluki sebagai “Ratu Dangdut”. Ia lahir dari pasangan asal Sumedang, Jawa Barat. Aslinya bernama Else Sukaesih, namun ia terobsesi menghubah namanya setelah membaca sebuah novel yang mengisahkan seorang tokoh wanita bernama Elvy. Sejak itulah ia lebih memilih menggunakan nama Elvy untuk nama depan populernya di panggung.
Bakat bernyanyinya diturunkan dari ayahnya (abah biasa dipanggil oleh keluarganya). Ayahnya seorang pemusik yang biasa mengisi acara perhelatan pernikahan di sekitar Jawa Barat. Elvy mulai menyanyi sejak di bangku kelas 3 SD, ketika mengikuti ayahnya mengisi sebuah acara pernikahan di Sukabumi sekitar tahun 1964. Kala itu ia didaulat ayahnya untuk menyanyi di depan panggung, dan ia berhasil dalam show pertamanya itu.
Elvy menikah pada usia sangat muda (14 tahun) dengan pemuda keturunan Arab, Zaidun Zeth. Kariernya mulai menanjak pada awal tahun 1970-an ketika menjadi penyanyi pendamping Rhoma Irama pada Orkes Melayu (OM) Soneta meskipun sebelumnya ia telah popular di berbagai panggung. Setelah berpisah dari Soneta (pada tahun 1975), ia bersolo karier dan tetap eksis dalam musik dangdut hingga sekarang. Ia sampai sekarang dianggap sebagai salah satu penyanyi dangdut dengan kualitas suara terbaik. Oleh kalangan penggemar musik dangdut ia dikenal dengan sebutan Ratu Dangdut Indonesia.
Setelah sukses sebagai penyanyi Dangdut, ia pun sempat merambah dunia film. Tercatat cukup banyak film nasional yang ia bintangi dalam karier sinemanya.
Bakat bernyanyinya diikuti oleh anaknya yang bernama Fitria. Ia sempat populer sebagai penyanyi cilik pada tahun 80an - 90an. Putri Fitria, Bella, pun sempat menjadi penyanyi cilik sekitar tahun 1997)
Selanjutnya bakat beraktingnya diikuti oleh anak perempuannya yang lain yang bernama Dhawiya. Ia dikenal dalam berbagai peran dalam sinetron yang bertajuk komedi karena memiliki tubuh yang gemuk.
Wednesday, December 14, 2016
Biography of Indonesian King of Dangdut Music Rhoma Irama
Raden Haji Oma Irama (born December 11, 1946, in West Java), known as Rhoma Irama, is an Indonesian dangdut musician and singer. During the height of his stardom in the 1970s, he was dubbed Raja Dangdut (the King of Dangdut) with his group Soneta.
Prior to his pilgrimage to Mecca, he was known as Oma Irama. He is a member of aristocrat class of Sundanese from both his father, Raden Burdah Anggawirya, and mother, R.Hj. Tuti Juariah. Rhoma Irama is also known as "Raja Dangdut" or in English: "King of Dangdut" in Indonesia.
Career
Oma Irama's first bands were known as Tornado and Gayhand, and covered Western rock and roll music of Paul Anka, Andy Williams, and The Beatles.
In the late 1960s Oma Irama, sang orkes Melayu and also some pop Indonesia. In 1968 he joined the group Orkes Melayu Purnama in 1968. This group pioneered elements of the dangdut style within orkes Melayu music – the drum was changed to double drum, the electric guitar's role was expanded, and the suling, or bamboo flute, adopted a style reminiscent of Bollywood music. He also recorded pop Indonesia music during this period with the Zaenal Combo and Galaksi, while the album 'Ingkar Janji' was recorded in 1969 with Orkes Melayu Chandraleka.
Once Oma broke from recording with the Purnama Group, he formed Orkes Melayu Soneta (taken from English word sonnet), which became the first dangdut group in 1970. The subtitle, 'the sound of Moslems' was added in 1973.
The group featured Oma Irama and Elvy Sukaesih as singers, both solo, and duets. Their first album, 'Volume 01', 'Begadang' ('Stay up all night'), released in 1973, featured four songs by Oma Irama, three by Elvy, and three duets. The song featured a topless Oma Irama wearing tight trousers and holding an electric guitar. His choice of pose showed the influence on his music of Western hard rock bands, influences which also found their way into his music – orkes Melayu was in his opinion was too soft, too acoustic, too polite, and unable to compete against the power and energy of rock music, and so the music was electrified, with keyboard, two electric guitars, electric bass, as well as the traditional suling and gendang. He has stated that he took his guitar style from Ritchie Blackmore of Deep Purple. In addition to Western and Malay influences, Hindi composers were credited for some of the band's songs.
The Begadang album ranked #11 on Rolling Stone Indonesia's "150 Greatest Indonesian Albums of All Time" list. Furthermore, the main single "Begadang" reached at number 24 on the magazine's "150 Greatest Indonesian Songs of All Time" list.
His 1973 hit "Terajana", one of the best-known dangdut songs of all time, was the first to use the newly coined, and arguably derogatory, term dangdut, distinguishing the Javanese orkes Melayu music, heavily influenced by Indian Bollywood records, henceforth dangdut, from the established orkes Melayu, associated with North Sumatran Malays.
Once Soneta was established in the early 1970s, Oma changed his name to Rhoma and went on a decade long run of successful hit records and films, all of which starred Rhoma playing himself while performing all of his hits. He wrote the classics "Kareta Malam" and "Kuda Lumping" which were sung by Elvy Sukaesih.
Performing live, he adopted many of the props of stadium rock, including large audiences, powerful soundsystems, complex sets, fireworks, flashing lights, and smoke machines. He is also notable with the use of some notable musical instrument including various models of Steinberger guitars. This particular guitar was shown off in his posters, leaflets, movies, and pin-ups.
Recent years
Following his 1975 hajj, he took the name Rhoma Irama, which is an abbreviation of "Raden Haji Oma Irama" (Raden is an aristocracy title for Javanese and Sundanese cultures). Following this pilgrimage, he took on a more explicit Islamic moral tone, adopting Islamic dress, shorter hairstyles, and ejecting band members who consumed alcohol or had extra-marital sex. He also resolved that his music should instruct, and not merely entertain, a form of devotion waged through music. Themes in his music included extra-marital sex, government corruption, drugs, and gambling. The song Haram for instance, warns against both drugs and gambling, while the song Keramat asserts the instructions in Islam to honor mothers.
Rhoma Irama campaigned for Islamic party PPP from 1977 to 1982, and as a result he was banned from state television and radio by the Suharto regime, which was at that time enforcing separation of religion and state, and some of his songs were also banned from sale. The ban was lifted in 1988, and with Suharto himself moving towards Islam in the 1990s, dangdut became of the establishment.
His 1982 movie Perjuangan dan Doa (Struggle and Prayer) as described as the world's first Islamic rock musical movie.
Prior to his pilgrimage to Mecca, he was known as Oma Irama. He is a member of aristocrat class of Sundanese from both his father, Raden Burdah Anggawirya, and mother, R.Hj. Tuti Juariah. Rhoma Irama is also known as "Raja Dangdut" or in English: "King of Dangdut" in Indonesia.
Career
Oma Irama's first bands were known as Tornado and Gayhand, and covered Western rock and roll music of Paul Anka, Andy Williams, and The Beatles.
In the late 1960s Oma Irama, sang orkes Melayu and also some pop Indonesia. In 1968 he joined the group Orkes Melayu Purnama in 1968. This group pioneered elements of the dangdut style within orkes Melayu music – the drum was changed to double drum, the electric guitar's role was expanded, and the suling, or bamboo flute, adopted a style reminiscent of Bollywood music. He also recorded pop Indonesia music during this period with the Zaenal Combo and Galaksi, while the album 'Ingkar Janji' was recorded in 1969 with Orkes Melayu Chandraleka.
Once Oma broke from recording with the Purnama Group, he formed Orkes Melayu Soneta (taken from English word sonnet), which became the first dangdut group in 1970. The subtitle, 'the sound of Moslems' was added in 1973.
The group featured Oma Irama and Elvy Sukaesih as singers, both solo, and duets. Their first album, 'Volume 01', 'Begadang' ('Stay up all night'), released in 1973, featured four songs by Oma Irama, three by Elvy, and three duets. The song featured a topless Oma Irama wearing tight trousers and holding an electric guitar. His choice of pose showed the influence on his music of Western hard rock bands, influences which also found their way into his music – orkes Melayu was in his opinion was too soft, too acoustic, too polite, and unable to compete against the power and energy of rock music, and so the music was electrified, with keyboard, two electric guitars, electric bass, as well as the traditional suling and gendang. He has stated that he took his guitar style from Ritchie Blackmore of Deep Purple. In addition to Western and Malay influences, Hindi composers were credited for some of the band's songs.
The Begadang album ranked #11 on Rolling Stone Indonesia's "150 Greatest Indonesian Albums of All Time" list. Furthermore, the main single "Begadang" reached at number 24 on the magazine's "150 Greatest Indonesian Songs of All Time" list.
His 1973 hit "Terajana", one of the best-known dangdut songs of all time, was the first to use the newly coined, and arguably derogatory, term dangdut, distinguishing the Javanese orkes Melayu music, heavily influenced by Indian Bollywood records, henceforth dangdut, from the established orkes Melayu, associated with North Sumatran Malays.
Once Soneta was established in the early 1970s, Oma changed his name to Rhoma and went on a decade long run of successful hit records and films, all of which starred Rhoma playing himself while performing all of his hits. He wrote the classics "Kareta Malam" and "Kuda Lumping" which were sung by Elvy Sukaesih.
Performing live, he adopted many of the props of stadium rock, including large audiences, powerful soundsystems, complex sets, fireworks, flashing lights, and smoke machines. He is also notable with the use of some notable musical instrument including various models of Steinberger guitars. This particular guitar was shown off in his posters, leaflets, movies, and pin-ups.
Recent years
Following his 1975 hajj, he took the name Rhoma Irama, which is an abbreviation of "Raden Haji Oma Irama" (Raden is an aristocracy title for Javanese and Sundanese cultures). Following this pilgrimage, he took on a more explicit Islamic moral tone, adopting Islamic dress, shorter hairstyles, and ejecting band members who consumed alcohol or had extra-marital sex. He also resolved that his music should instruct, and not merely entertain, a form of devotion waged through music. Themes in his music included extra-marital sex, government corruption, drugs, and gambling. The song Haram for instance, warns against both drugs and gambling, while the song Keramat asserts the instructions in Islam to honor mothers.
Rhoma Irama campaigned for Islamic party PPP from 1977 to 1982, and as a result he was banned from state television and radio by the Suharto regime, which was at that time enforcing separation of religion and state, and some of his songs were also banned from sale. The ban was lifted in 1988, and with Suharto himself moving towards Islam in the 1990s, dangdut became of the establishment.
His 1982 movie Perjuangan dan Doa (Struggle and Prayer) as described as the world's first Islamic rock musical movie.
Controversies and allegations of racism and bigotry
In 2000s Rhoma was known to be a vocal critic of moral vice. His criticism often targeted fellow dangdut artist Inul Daratista over her dance style.
In 2003, neighbors followed by journalists caught both Rhoma Irama and Angel Lelga, an actress, in the latter's apartment at midnight. Rhoma and Angel first stated that they were discussing religion. After several revisions including Rhoma's picking up movie scripts, Angel confirmed that Rhoma had married her on "siri" ground (unregistered at official record but permissible by Islamic Sharia) and later divorced her on the same day.
During the 2012 Jakarta Gubernatorial Election, Rhoma Irama was videotaped giving a political speech in a West Jakarta mosque. Rhoma Irama warned his audience against voting for candidate pair Joko Widodo and Basuki Cahaya Purnama because according to him, the former had Christian parents and the latter is Chinese and Christian. Some of his statements were: Muslims would see their reputation sink if they elected non-Muslims, calling people by their SARA (acronym for ethnic, religion, race) characteristics is justified when defending pribumi's interest, Joko Widodo is just a step for Basuki and Chinese to assume power. In his closing words he alleged "ethnic Malay would face subjugation by Chinese in Jakarta as they did in Singapore when it gained independence from Malaysia should Basuki be allowed to govern" (it should be noted that Singapore did not gain independence from Malaysia but was expelled from Federation of Malaysia).
In Indonesia, attacking a person's race or religion in a political campaign is punishable by fine and prison time. Further added to the controversy was the fact that campaigning in a place of worship violates law.
On August 6, the Election Observer Commission (Panwaslu) presided by Ramdansyah summoned him to begin investigation. The initial investigation ended with Rhoma Irama shedding tears in front of journalists saying "to Joko Widodo and Basuki Purnama, I love them all" but insisted he did nothing wrong. Subsequent investigation saw Rhoma Irama and Fauzi Bowo (incumbent governor) denying that Rhoma was campaigning or working as Fauzi Bowo's campaigner despite Rhoma's own statement in June 2012 that he and his family had become one and Rhoma's appearance in Fauzi Bowo's official campaign video.
Rhoma was eventually cleared of all charges by Panwaslu. However Ramdansyah was relieved from his post after another investigation into his neutrality concluded he was unfairly siding with Fauzi Bowo re-election team.
Rhoma met face to face with Joko Widodo in an episode of Indonesia Lawyers Club show albeit through teleconference medium. He refused to apologize to Joko for falsely stating to his audience about the religion of Joko's parents.
In 2000s Rhoma was known to be a vocal critic of moral vice. His criticism often targeted fellow dangdut artist Inul Daratista over her dance style.
In 2003, neighbors followed by journalists caught both Rhoma Irama and Angel Lelga, an actress, in the latter's apartment at midnight. Rhoma and Angel first stated that they were discussing religion. After several revisions including Rhoma's picking up movie scripts, Angel confirmed that Rhoma had married her on "siri" ground (unregistered at official record but permissible by Islamic Sharia) and later divorced her on the same day.
During the 2012 Jakarta Gubernatorial Election, Rhoma Irama was videotaped giving a political speech in a West Jakarta mosque. Rhoma Irama warned his audience against voting for candidate pair Joko Widodo and Basuki Cahaya Purnama because according to him, the former had Christian parents and the latter is Chinese and Christian. Some of his statements were: Muslims would see their reputation sink if they elected non-Muslims, calling people by their SARA (acronym for ethnic, religion, race) characteristics is justified when defending pribumi's interest, Joko Widodo is just a step for Basuki and Chinese to assume power. In his closing words he alleged "ethnic Malay would face subjugation by Chinese in Jakarta as they did in Singapore when it gained independence from Malaysia should Basuki be allowed to govern" (it should be noted that Singapore did not gain independence from Malaysia but was expelled from Federation of Malaysia).
In Indonesia, attacking a person's race or religion in a political campaign is punishable by fine and prison time. Further added to the controversy was the fact that campaigning in a place of worship violates law.
On August 6, the Election Observer Commission (Panwaslu) presided by Ramdansyah summoned him to begin investigation. The initial investigation ended with Rhoma Irama shedding tears in front of journalists saying "to Joko Widodo and Basuki Purnama, I love them all" but insisted he did nothing wrong. Subsequent investigation saw Rhoma Irama and Fauzi Bowo (incumbent governor) denying that Rhoma was campaigning or working as Fauzi Bowo's campaigner despite Rhoma's own statement in June 2012 that he and his family had become one and Rhoma's appearance in Fauzi Bowo's official campaign video.
Rhoma was eventually cleared of all charges by Panwaslu. However Ramdansyah was relieved from his post after another investigation into his neutrality concluded he was unfairly siding with Fauzi Bowo re-election team.
Rhoma met face to face with Joko Widodo in an episode of Indonesia Lawyers Club show albeit through teleconference medium. He refused to apologize to Joko for falsely stating to his audience about the religion of Joko's parents.
Indonesian presidential election, 2014
At the end of 2012, Rhoma Irama, stated his intention to contest the 2014 presidential election. The Wasiat Ulama association and the Indonesia Malay Musicians Association (PAMMI) have endorsed him. His nomination has prompted satirical postings on Twitter. Many dismissed his intention as a joke.
By December 2013 Rhoma Irama is proposed as one of the National Awakening Party presidential candidate along with Jusuf Kalla and Mahfud MD.
Discography
Pre Soneta
Djangan Kau Marah
Di Rumah Sadja
Di Dalam Bemo
Biarkan Aku Pergi
Anak Pertama
Djenggo
In Dan Dip
Pemburu
With OM Soneta
Dangdut
Surat Terakhir
Berbulan Madu
Gelandangan
Joget
Janda Kembang
Tiada Lagi
Baca juga : Biografi Ratu Dangdut Elvi Sukaesih
Download lagu Rhoma Irama V
With Soneta Group (Volume Series)
Soneta Vol-1 Begadang (1973)
Soneta Vol-2 Penasaran (1974)
Soneta Vol-3 Rupiah (1975)
Soneta Vol-4 Darah Muda (1975)
Soneta Vol-5 Musik (1976)
Soneta Vol-6 135.000.000 (1977)
Soneta Vol-7 Santai (1977)
Soneta Vol-8 Hak Azazi (1978)
Soneta Vol-9 Begadang 2 (1979)
Soneta Vol-10 Sahabat (1980)
Soneta Vol-11 Indonesia (1980)
Soneta Vol-12 Renungan Dalam Nada (1981)
Soneta Vol-13 Emansipasi Wanita (1983)
Soneta Vol-14 Judi (1988)
Soneta Vol-15 Gali Lobang Tutup Lobang (1989)
Soneta Vol-16 Bujangan (1994)
Movie soundtracks and compilations[edit]
Oma Irama Penasaran
Gitar Tua Oma Irama
Darah Muda
Begadang
Berkelana I
Berkelana II
Raja Dangdut
Camelia
Cinta Segitiga
Perjuangan dan Doa
Melodi Cinta
Badai di Awal Bahagia
Sebuah Pengorbanan
Cinta Kembar
Pengabdian
Satria Bergitar
Kemilau Cinta di Langit Jingga
Menggapai Matahari I
Menggapai Matahari II
Nada-Nada Rindu
Bunga Desa
Jaka Swara
Nada dan Dakwah
Tabir Biru
Dawai 2 Asmara
Rhoma Irama solo albums[edit]
Pemilu (1982)
Lebaran (1984)
Persaingan (1986)
Haji (1988)
Modern (1989)
Haram (1990)
Salawat Nabi (1991)
Kehilangan Tongkat (1993)
Rana Duka (1994)
Stress (1995)
Baca (1995)
Viva Dangdut 1996
Mirasantika (1997)
Gulali (1998)
The Rough Guide to the Music of Indonesia (2000)
Euforia (2000)
Syahdu (2001)
Asmara (2003)
Jana Jana (2008)
Azza (2010)
Filmography[edit]
Oma Irama Penasaran (1976)
Gitar Tua Oma Irama (1977)
Darah Muda (1977)
Rhoma Irama Berkelana I (1978)
Rhoma Irama Berkelana II (1978)
Begadang (1978)
Raja Dangdut (1978)
Cinta Segitiga (1979)
Camelia (1979)
Perjuangan dan Doa (1980)
Melody Cinta Rhoma Irama (1980)
Badai di Awal Bahagia (1981)
Sebuah Pengorbanan (1982)
Satria Bergitar (1984)
Pengabdian (1984)
Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985)
Menggapai Matahari I (1986)
Menggapai Matahari II (1986)
Nada-nada Rindu (1987)
Bunga Desa (1988)
Jaka Swara (1990)
Nada dan Dakwah (1991)
Tabir Biru (1992)
Dawai 2 Asmara (2010)
Sajadah Ka'bah (2011)
Source : en. Wikipedia
Saturday, December 10, 2016
Biografi Slank1
Perpecahan
Baca : Biografi lengkap Ebiet G Ade dan unduh lagunya
Kini, Slank membantah anggapan bahwa dengan mengonsumsi narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus. "Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai narkoba, tapi album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi pengguna," ujar Kaka.
Semangat baru
Tahun 1998, Slank menyelenggarakan Konser Piss 30 Kota yang direkam dan dijual ke pasaran dengan bonus dua buah lagu baru yaitu Pintu dan Makan Gak Makan. Album tersebut dominan dengan tema politik. Bimbim bernyanyi di Kalo Aku Jadi Presiden dengan gubahan sana-sini. Disetiap lagu, tampil orasi dari Kaka maupun Bimbim.
Slank lalu menyelenggarakan Satu-Satu Live Tour di kota-kota Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga mereka : Bajakan, sebagai bentuk kegelisahan Slank terhadap pembajakan hak cipta. Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa tempat dan kegiatan Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga Slank ini. That's All, direkam pada konser Satu-Satu Live Tour ini menjadi single disusul Bendera 1/2 Tiang yang direkam di studio Parah di Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi live dengan group musik Yoon Band dari Korea Selatan berjudul South Asia. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di Korea. Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu I Miss You But I Hate You milik Slank yang direkam pada acara Impresario RCTI. Sang vokalis dari Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga masuk dalam album Bajakan.
Pada saat menggarap album ke enam Lagi Sedih, Bimbim memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Bongky, Indra dan Pay keluar atau mengundurkan diri karena perilaku Bimbim dan Kaka yang sudah terlampau parah dalam penggunaan narkoba. Perpecahan tersebut sebenarnya sudah bisa terlihat di album ke empat mereka di lagu Pisah Saja Dulu. Bimbim bahkan berniat untuk membubarkan Slank.
Namun sebuah surat yang ditulis dengan darah oleh seorang Slanker membuatnya mengurungkan niatnya. Isinya menyeramkan. "Lo jangan kurang ajar ya Bim! Kalo Slank ampe bubar, berarti Itu salah loe! gue tulis surat Ini pake darah. Jangan sampe gue tulis surat berikutnya pake darah lo!" Surat bernada ancaman dan bersumpah untuk membunuh Bimbim jika Slank sampai membubarkan Slank tidak dapat dihindari. Kaka dan Bimbim akhirnya tetap menggarap album ke enam dengan bantuan musisi tambahan.
Reynold masuk untuk mengisi posisi gitar dan Ivanka yang waktu itu sering nongkrong di Potlot juga ikut membantu dalam mengerjakan project Slank untuk album ke enam dengan formasi masa transisi ini. Album Lagi Sedih dirilis pada Februari 1997. Single Koepoe Liarkoe dan Tonk Kosong membuktikan Slank masih bisa bertahan. Tawaran manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam rangkaian pertunjukan, Reynold menyatakan keluar dari Slank. Alasannya, tidak kuat dengan Bimbim dan Kaka yang masih terjerumus narkoba. Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya, Reynold tetap tidak ingin melanjutkan.
Saat itu lah reformasi di tubuh Slank terjadi. Kemudian, Ivanka yang semula hanya additional bass player akhirnya ditarik resmi menggantikan posisi Bongky. Semenjak memakai jenis narkoba ini, Bimbim yang biasanya pendiam, rapi, tak suka teriak-teriak, tiba-tiba berubah. Demikian juga Kaka. Banyak pengalaman pahit, dari sejak mereka pakai sejak 1994 - 1999. 1998, di Lubuk Linggau, kehabisan narkotika dan sakau karena tidak barang seperti itu disana. Bimbim tidak bisa bangun, ketika wartawan meminta wawancara. hanya Kaka yang terpaksa dengan susah payah menyambut para jurnalis.
Baca : Biografi lengkap Ebiet G Ade dan unduh lagunya
Kini, Slank membantah anggapan bahwa dengan mengonsumsi narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus. "Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai narkoba, tapi album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi pengguna," ujar Kaka.
Slank, sepeninggal Reynold langsung bergerak cepat. Management langsung mencari orang untuk untuk menyelesaikan sisa kontrak pertunjukan di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan Abdee Negara yang sebelumnya sudah bersahabat ketika satu band di Flash. Sedangkan manager, Mbak Wiwid, mengontak Mohammad Ridwan Hafiedz alias Ridho yang baru saja menyelesaikan sekolah gitarnya.
Download Lagu Slank I
Download Lagu Slank I
Semangat baru
Masuknya Abdee dan Ridho, Slank melanjutkan perjalanan bermusiknya. Hasilnya album Tujuh yang dirilis Januari 1997 dengan tembang handal Balikin. Lagu ini menandakan Bimbim dan Kaka ingin rehat dan sehat dari ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho yang bersih narkoba menguatkan niat mereka. Mereka menyatakan berhenti bukan karena takut diikuti massa yang memang sudah banyak, namun karena sudah imbas negatif terhadap penggemar mereka akibat narkoba. Album terjual satu juta copy dalam hitungan minggu. Bimbim menyumbang suaranya dalam Bimbim Jangan Menangis, curhatan yang tercipta sejak tahun 1993. Ridho bermain kibor di lagu ini. Pada tahun ini pulalah Bunda Iffet selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan tata kelola Slank.
Album Mata Hati Reformasi kemudian dirilis yang banyak bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan pada zaman reformasi. Ketinggalan Zaman jadi andalan. Slank, mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi judul Punk Java. Di album ini juga terdapat tembang Siapa Yang Salah yang seharusnya dirilis pada album Tujuh namun terkena sensor. Paska rezim Soeharto runtuh, lagu tersebut dimasukan dalam album ini. Kaka dan Bimbim memainkan semua lini hingga jadi karya. Bimbim juga mengambil dua porsi lagu yang dia nyanyikan, Aktor Intelektual dan Nggak Mau Percaya. Di album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu buah kaset original. Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi kepada pendengar dibawah umur. Banyak lagu yang direkam secara live di album ini.
Baca juga : Biografi lengkap Iwan Fals dan unduh lagunya
Baca juga : Biografi lengkap Iwan Fals dan unduh lagunya
Tahun 1998, Slank menyelenggarakan Konser Piss 30 Kota yang direkam dan dijual ke pasaran dengan bonus dua buah lagu baru yaitu Pintu dan Makan Gak Makan. Album tersebut dominan dengan tema politik. Bimbim bernyanyi di Kalo Aku Jadi Presiden dengan gubahan sana-sini. Disetiap lagu, tampil orasi dari Kaka maupun Bimbim.
Pada 1999, Slank merilis album ganda yang diberi judul 999+09 dengan total duapuluhtujuh lagu yang dibuat dalam dua versi. Versi abu-abu dan versi yang biru. Versi biru, single Bintang Kesiangan dan Anak Mami sedangkan versi abu-abu adalah Orkes Sakit Hati, Ngangkang, serta Malam Minggu Lagi. Konon, saking banyaknya lagu yang mau dijadikan single, Slank mengumpulkan massa Potlot dan meminta pendapat mereka perihal lagu yang pas dijadikan single. Lagu Orkes Sakit Hati memang ditujukan kepada orang dan politisi yang mengumbar janji manisnya.
Di klip video lagu tersebut Slank bermain di tengah masyarakat kecil. Bimbim mengambil jatah dua lagu dari tiap album. Sista Petty album abu-abu dan Friday album biru. Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil yang biasa dipakai di ikat pinggang. Tahun 1999, Bimbim menikahi seorang gadis bernama Reny. Slank kemudian merilis album pilihan dengan titel De Bestnya Slank plus gubahan oleh DJ Anton di lagu Ngangkang dan Malam Minggu Lagi yang direkam secara live di Potlot.
Album Virus dirilis pada 2001. Berisi single Virus, Jakarta Pagi Ini, dan #1, bonus sebuah tattoo dan kartu koleksi Slank. Masalah sosial dan keprihatinan Slank tentang lingkungan direkam dalam tembang Lembah Baliem dengan akhiran Yamko Rambe Yamko dari tanah Papua. Di lagu #1 dan Symphaty Blues, Slank memasukkan orkestra. Erwin Gutawa ikut membantu lagu pamungkas tersebut. Ada pula ermainan solo Abdee di lagu Kereta terakhir. Di lagu Symphaty Blues, istri Kaka yaitu Tascha berkontribusi untuk latar.
Sukses album, Slank mengeber konser Virus Road Show pada 22 kota di Indonesia. Meluncur, album yang diberi judul A Mild Live Slank Virus Road Show bonus I Miss You But I Hate You dan Koran Koranan Slank, media bulletin yang bisa didapatkan di luar (tanpa harus membeli kasetnya) secara berkala. Ini adalah album live kedua Slank setelah Konser Piss 30 Kota.
Download Lagu Slank II
Download Lagu Slank II
Dalam versi kaset, terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan Ivanka. Rekaman lagu Pak Tani merekam keributan penonton di Jember,[5] dalam lagu ini Slank mengajak diskusi penonton di tengah lagu mengenai kemunkinan Slank menjadi presiden, dan jawabannya ternyata tidak mungkin. Di lagu Bocah, Ivanka bermain gendang terlebih dahulu sebelum memainkan gitar bassnya. Di lagu Kamu Harus Pulang yang menjadi pamungkas.
Slank merilis album studio kesebelas Satu Satu (11) 2003. Bulan dan Bintang, Gara-Gara Kamu, dan Jembatan Gantung menjadi hitsnya. Dua lagu pertama menjadi lagu latar film Novel Tanpa Huruf R. Lagu Gara-Gara Kamu tertuju pada masa adiksi narkoba. Era ini tingkat kreativitas dan produktifitas Slank tinggi, pun, bersih dari ketergantungan. Dengan bonus kondom dan kartu koleksi Slank, album ini diapresiasi AMI Award kategori Album Rock Terbaik . Cover depan album ditulis Edisi khusus suami-istri. Kaka sudah tidak berambut panjang gimbal namun menjadi lebih pendek namun tetap keriting. Bimbim menyumbang suaranya di lagu Jadi Masalah. Di Jembatan gantung, Slank tidak tampil namun hanya para siswa sekolah yang diperankan Marshanda dan beberapa remaja lainnya.
Download Lagu Slank III
Download Lagu Slank III
Slank lalu menyelenggarakan Satu-Satu Live Tour di kota-kota Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga mereka : Bajakan, sebagai bentuk kegelisahan Slank terhadap pembajakan hak cipta. Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa tempat dan kegiatan Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga Slank ini. That's All, direkam pada konser Satu-Satu Live Tour ini menjadi single disusul Bendera 1/2 Tiang yang direkam di studio Parah di Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi live dengan group musik Yoon Band dari Korea Selatan berjudul South Asia. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di Korea. Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu I Miss You But I Hate You milik Slank yang direkam pada acara Impresario RCTI. Sang vokalis dari Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga masuk dalam album Bajakan.
Slank berkolaborasi Rhoma Irama di lagu Balikin. Kaka tidak banyak bernyanyi di lagu ini. Malah Rhoma lah yang mengambil hampir seluruh bagian yang dinyanyikan Kaka. Hasil konser Tiga Dimensi pun dimasukkan kesini. Ending album Bajakan adalah Sumpah Anti Pembajak yang di deklarasikan Slank bersama Slanker se-Indonesia, bonus sebuah pick guitar.[butuh rujukan] Slank merayakan ulang tahun ke-20 nya di Lebak Bulus dengan judul Metamorfosa Sebuah Generasi yang banyak diisi musisi diantaranya Netral, Ungu, Koil, dll.
Kumpulan Lagu2 Dangdut terkenal Indonesia Unduh disini
Baca : Live perdana Slank di pentas dunia
Kumpulan Lagu2 Dangdut terkenal Indonesia Unduh disini
Baca : Live perdana Slank di pentas dunia
Biografi Slank
SLANK
Slank adalah sebuah grup musik di Indonesia. Dibentuk oleh Bimbim pada 26 Desember 1983 karena bosan bermain musik menjadi cover band dan punya keinginan yang kuat untuk mencipta lagu sendiri. Dan berhasil menjadi salah satu musisi bersejarah dan dikenang serta berpengaruh sepanjang masa di Indonesia. Selain itu Slank juga menyandang predikat Indonesia's Highest-Paid Music Star (bintang musik berbayaran termahal) pada tahun 2008 dan 2009 dengan honor Rp 500 Juta per show.
Baca : Biografi Legenda Musik Indonesia Ebiet G Ade
Baca : Biografi Legenda Musik Indonesia Ebiet G Ade
Sekilas Slank
Slank kini adalah salah satu grup musik papan atas, yang bermula dari Cikini Stones Complex (CSC) pada 26 Desember 1983, yaitu grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta. CSC terdiri dari Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal), dan Well Welly (vokal), yang banyak mengekspresikan kecintaan pada lagu-lagu Rolling Stones. Sayang, grup ini tidak bertahan dan membubarkan diri. Slank mengalami perubahan personel sampai 14 kali pada 1996 yang bertahan hingga sekarang. Formasi terakhir yang dimulai dari album ke-7 Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar), dan Abdee (gitar).
Album Slank, di antaranya Suit-Suit....Hehehe (Gadis Sexy) (1990), Kampungan (1991), Piss (1993), Generasi Biru (1994), Minoritas (1996), Lagi Sedih (1996), Tujuh (1997), Mata Hati Reformasi (1998), 999+09 (1999), De-Bestnya Slank (2000), Ngangkang (2001), Virus (2001), Virus Roadshow (2002), Satu Satu (2003), Bajakan! (2003), Road to Peace (2004), Plur (2005), A Mild Live Reborn Republic Slank (2005), Slankissme (2006), Slow But Sure (2007), The Big Hip (2008), Anthem From The Broken Hearted (2009), Jurus Tandur No.18 (2010), Slank Party (2011), I Slank U (2012), I Slank U Repackage (2012) dan album Slank Nggak Ada Matinya (2013).
Download Lagu Slank I disini
Download Lagu Slank I disini
Sementara itu, lagu Gosip Jalanan dari album PLUR yang dirilis pada 2004 berbuah sorotan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Slank yang saat itu menjadi duta anti-korupsi untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dianggap melecehkan dewan melalui syair-syair lagu tersebut. DPR-RI melalui Lembaga Kehormatan Dewan berencana melancarkan tuntutan pada grup anak muda ini, meski kemudian rencana tersebut dibatalkan.
Rencana Slank untuk Go International mulai terlihat di pertengahan 2008. Dengan kolaborasi dengan The Big Hip, sebuah band asal Jepang, menghasilkan sebuah album, The Big Hip. Di album ini, Slank menggunakan tiga bahasa sekaligus : Indonesia, Jepang dan Inggris. Bagi para slanker, sebutan bagi penggemar, Slank bakal memberikan bonus berupa VCD Exclusive kegiatan Slank di Jepang bila pembelian kaset atau CD album terbaru Slank.
Selain itu band ini juga giat mendukung berbagai acara sosial. April 2010, Slank tampil pada acara Earth Live yang mengusung tema lingkungan. Slank menyerukan perlunya hemat dalam menggunakan sumber daya alam termasuk air.
Download Lagu Slank II disini
Download Lagu Slank II disini
Awal Karier Slank
Cikal bakal lahirnya Slank adalah sebuah grup bernama Cikini Stones Complex (CSC) yang dibentuk oleh Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimo Setiawan Sidharta (dikenal dengan Bimbim) pada dekade 80-an. Band ini hanya memainkan lagu-lagu Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh dan menjelang akhir tahun 1983 grup ini dibubarkan.
Bimbim meneruskan semangat bermusik mereka dengan kedua saudaranya Denny dan Erwan membentuk Red Evil yang kemudian berganti nama jadi Slank, sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka cowok selengean, atau lelaki urakan, dengan personel tambahan Bongky (gitar) dan Kiki (gitar). Kediaman Bimbim di Potlot 14 jadi markas besar mereka dan menjadi situs wajib yang harus dikunjungi para Slanker.
Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri sebelum Erwan memutuskan mundur karena merasa tidak punya harapan di Slank. Dengan perjuangan panjang terbentuklah formasi ke tigabelas dengan Bimbim, Kaka, Bongky, Pay dan Indra, Slank baru solid. Mereka mulai membuat demo untuk ditawarkan ke perusahaan rekaman.
Baca : Biografi Lengkap ( Legenda Musik Balada Indonesia) Iwan Fals
Baca : Biografi Lengkap ( Legenda Musik Balada Indonesia) Iwan Fals
Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy). Album yang menampilkan tembang Memang dan Maafkan itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award untuk kategori pendatang baru terbaik. Album tersebut juga seakan menampar industri musik Indonesia yang kala waktu itu masih gencarnya lagu melayu seperti tembang Issabella milik Search. Musik padu-padan rock and roll blues a la SLank akhirnya dekat dengan anak muda di Indonesia. Gaya mereka yang khas, cuek, slengean, tapi bersahabat berhasil menarik massa yang saat itu masih sebatas minoritas.
Album kedua mereka, Kampungan, meraih sukses yang sama. Single dari album ini Mawar Merah dan Terlalu Manis dibuat dalam dua versi. Suka-suka dan Jualan. Namun anehnya, justru lagu yang versi Suka-suka lah yang menjadi hits dan sering dimainkan. Disini Kaka bermain harmonika. Di album Kampungan ini pun, Slank memasukkan lagu Nina Bobo.
Pada1993 Desember, Slank merilis album ketiga Piss! yang merupakan plesetan dari kata peace. Jargon ini menjadi tren pada masa itu. Hits single album ini adalah Piss dan Kirim Aku Bunga dengan cover album seorang model yang meniru pose Jim Morisson walaupun banyak yang berpendapat bahwa model di cover tersebut adalah Bimbim, namun faktanya model cover album tersebut adalah Adji Tarmo, tetangga seberang rumah Bimbim.
Tahun1994, Slank merilis Generasi Biru dengan andalan Generasi Biroe, Terbunuh Sepi, dan Kamu Harus Pulang. 1995 Agustus, Slank mengisi sebuah acara di RCTI dalam rangka menyambut Hari Jadi Kemerdekaan Indonesia yang ke-50. Mereka membawakan beberapa lagu dari album Generasi Biru. Album ke lima mereka, Minoritas, dirilis Januari 1996. Menampilkan single Bang Bang Tut sukses dipasaran. Di album tersebut, Bimbim menyanyikan sebuah lagu miliknya yang berjudul Bidadari Penyelamat. Tidak ada aransemen apapun, hanya suara Bimbim saja.
Download Lagu Slank III disini
Download Lagu Slank III disini
Subscribe to:
Posts (Atom)