Sunday, January 14, 2018

Biography of Doel Sumbang

Doel Sumbang, Musicians Home West Java - Doel Sumbang is a renowned musician from West Java Indonesia. The singer, whose real name is Abdul Wahyu Affandi first time starting a career in the art world when he joined the theater Remy Silado. The origin of the name "Doel" is when he is in the theater Remy Silado.

While the name "Sumbang" pinned him for the songs that he is playing identical with the impression quirky, punk, vulgar, and eccentric. Abdul Wahyu Affandi or better known as the Doel sumbang was born in Bandung, West Java, May 16, 1963, is a musician from West Java. He began his career in the theater in "theater Remy Silado". From there he gained the nickname "Doel", the name "Sumbang" is associated with songs eccentric, vulgar, and punk. He achieved success through her duet with Nini Carlina through the song "Kalau Bulan Bisa Ngomong","Aku Cinta Kamu" and "Rindu Aku Rindu Kamu" as well as a duet with Ikko through songs Cuma Kamu.

Doel Sumbang also known as Sunda musicians. He sings songs about the lives around Sunda. Doel Aumbang also several times acted as a songwriter for singers in Indonesia, such as Ikko, Ita Purnamasari, Yhanti Yuning also in duet Agnes Monica and Eza Yayang who was then still a child singer in the album YA!. Works - his work is comparatively quite a lot as well as his strong character as a musician and singer made often equated with other musicians such as Ebiet G Ade, or Iwan Fals. Doel Sumbang successful to reach for his song titled "Kalau Bulan Bisa Ngomong" In the song, she collaborated with Nini Carlina. He was also popular through the song titled "Rindu Aku Rindu Kamu" "Cuma Kamu" and "Aku Cinta Kamu".

Doel also the Sunda ethnic music artists. He did much to bring the songs associated with the ethnic culture of the Sundanese people. Through the cold hands, he has a lot to create the next song sung by renowned singers like Ita Purnamasari Indonesia, Yhantu Yuning, Ikko, and much more. Songs Doel's work is quite a lot that can be said that the quality of the Doel Contribute as a musician country has been able to compete with other top singers such as Iwan Fals and Ebiet G. Ade. A series of song titles ever Doel bring them is "Kali Merah", "Solehah", "Ai", "Aku Si Raja Goda", "Aku Tidak Sinting", "Aku Tikus dan Kucing", "Awewe Sapi Daging", "Ah Hoream , "Anjeun", "Bandung", "Beja Ti Jurig", "Berenyit", "Barade", and many more Sundanese songs.

If you interrested to hear Doel Sumbang songs, you can click a link below :

Download Doel Sumbang's Sundanese Songs Here 
Source : en.wikipedia

Friday, January 12, 2018

Biografi Bing Slamet

Bing Slamet 
(lahir di Cilegon, Banten, 27 September 1927 – meninggal diJakarta, 17 September 1974 pada umur 46 tahun) 
Dilahirkan dengan nama Ahmad Syech Albar adalah salah satu maestro lawak Indonesia pada masanya bersama Kwartet Jaya, grup yang terdiri dari Bing Slamet, Ateng, Iskak dan Eddy Sud. Namanya sebenarnya pertama kali berkibar ketika bergabung dengan grup musik Eka Sapta yang dimulai pada tahun 1963, bersama beberapa nama terkenal seperti Yamin Wijaya, Ireng Maulana, Itje Kumaunang, Benny Mustapha dan Idris Sardi. Selain itu dia juga banyak bermain dalam film-film komedi pada era tahun 1960-an dan 1970-an. Untuk mengenang kepergiannya, Titiek Puspa menciptakan lagu berjudul Bing.


Awal Karier
Ayahnya seorang mantri pasar bernama Rintrik Achmad. Bing Slamet seolah dilahirkan sebagai penghibur yang bertugas menghibur siapa saja. Bahagia dan gelak tawa kelak merupakan jasa yang ditampilkan Bing dalam kesempatan apa saja termasuk menghibur para pejuang dengan berkeliling Indonesia antara kurun waktu 1942-1945. Di balik corong mikrophone radio, Bing bahkan tampil sebagai agitator yang menyemangati pejuang menghalau kaum penjajah.
Sejak tahun 1939 dalam usia 12 tahun, Bing Slamet telah ikut mendukung Orkes Terang Bulan yang dipimpin Husin Kasimun. 
Bakat seninya yang luarbiasa mulai terlihat di sini. Setahun menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Bing ikut bergabung dengan kelompok teater Pantja Warna.
Tampaknya, seni merupakan dunia yang dipeluk Bing Slamet. Ia bahkan menampik keinginan orang tuanya yang mendamba sang putera tercinta untuk menjadi dokter maupun insinyur. Walau sempat mengenyam bangku HIS Pasundan, HIS Tirtayasa, Sjugakko, dan STM Pertambangan. Pilihan Bing bulat: mengabdi untuk seni.
Baca juga Biografi Maestro Betawi Benyamin S
Bing Slamet lalu bergabung pula pada Divisi I Brawijaya sebagai Barisan Penghibur. Di sini, kemampuannya bermusik dan melawak mulai terasah. Seolah tanpa pamrih, Bing lalu bersedia ditempatkan di kota mana saja. Bing yang mulai masuk Radio Republik Indonesia (RRI) kemudian ditempatkan di Yogyakarta dan Malang. Ia pun sempat bergabung di Radio Perjuangan Jawa Barat.
Download lagu Ebiet G Ade? Klik Disini!
Pada tahun 1949, untuk pertama kali suara baritone Bing Slamet menghiasi soundtrack film Menanti Kasih yang dibesut Mohammad Said dengan bintang A. Hamid Arief dan Nila Djuwita.
Kariernya di bidang tarik suara sebetulnya terlecut ketika memasuki dunia radio. Di RRI, Bing Slamet banyak menyerap ilmu dan pengalaman dari pemusik Iskandar dan pemusik keroncong tenar, M Sagi, serta sahabat-sahabat musikal lainnya seperti Sjaifoel Bachrie, Soetedjo, dan Ismail Marzuki. Dan, yang banyak memengaruhinya adalah penyanyi Sam Saimun yang dikenalnya sejak bertugas di Yogyakarta pada tahun 1944. Bagi Bing, Sam Saimun adalah tokoh penyanyi panutannya. Tak sedikit yang menyebut timbre vokal Bing sangat mirip dengan Sam Saimun.
Dan dia meninggal di Jakarta pada tanggal 17 Desember 1974 karena penyakit liver yang ia derita. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, ia sempat bermain film terakhirnya berjudul Bing Slamet Koboi Cengeng yang dibintangi oleh Ateng dan Iskak.
Klik disini untuk download lagu dan baca biografi Iwan Fals!
source : wikipedia