Thursday, December 15, 2016

Biografi Rita Sugiarto

     Rita Sugiarto atau yang memiliki nama asli Derita Kismiarti (lahir di Semarang, 19 September 1960) seorang penyanyi dangdut dan pencipta lagu dangdut legendaris. Namanya mulai dikenal sejak ia berduet dan mengisi suara dalam film-film Rhoma Irama, seperti Gitar Tua, Berkelana, dan Darah Muda. 
     Bakat besar sebagai penyanyi sudah ditunjukkan Rita Sugiarto sejak masih duduk di bangku SD. Ia berhasil menjuarai beberapa festival musik pop mulai dari tingkat kodya Semarang hingga tingkat provinsi. Di usianya yang sangat belia, 13 tahun ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Nasib baik pun menghampiri wanita bersuara dahsyat ini. Ia ditawari untuk berduet dengan Rhoma Irama menyanyikan lagu-lagu berirama dangdut. Hasilnya semua album duet yang dirilinsya bersama “Sang Raja Dangdut” laris manis dipasaran dan selalu meraih platinum. Sejak bergabung dengan Soneta pada tahun 1976 hingga 1981 sedikitnya 20 album telah dirilis. Antara lain: Darah Muda, Begadang II, dan Gitar Tua. Album terakhirnya bersama Rhoma Irama berjudul “Pemilu”, yang dirilis pada tahun 1981. Kemudian ia memutuskan untuk memisahan diri dengan sang guru Rhoma Irama yang sudah membesarkan namanya. Pada tahun 1981 ia menikah dengan Jacky Zimah.


        Bersama sang suami ia kemudian mendirikan Orkes Melayu Jackta Group, dengan merilis debut pertamanya yang berjudul “Vol.1”. Single pertama di album ini berjudul “Jacky”. Lagu ini diciptakan sendiri oleh Rita. Bercerita tentang kecintaanya pada sang suami. Tak disangka lagu ini meledak luar biasa di pasaran. Kasetnya terjual hingga mencapai 2 juta keping. Ini adalah rekor penjualan album dangdut terlaris sepanjang masa. Lagu “Jacky” pun mengudara di mana-mana. Konon album ini juga diedarkan di Jepang dan video klipnya wara wiri di televisi Tokyo. Hingga sekarang sudah puluhan album dan ratusan lagu yang diciptakan Rita Sugiarto, namun tak ada yang sefenomenal “Jacky”. Dalam sebuah wawancara di awal tahun 80-an, Rhoma Irama pernah mengatakan, bahwa "Rita itu langka", karena selain memililiki suara yang prima, Rita juga mampu menciptakan lagu-lagu untuk dinyanyikan sendiri, dan sebagian besar menjadi hits. Statement Rhoma tersebut barangkali tidak berlebihan, karena meski sudah tiga dasawarsa menekuni dunia dangdut, Rita tetap eksis,sementara penyanyi-penyanyi seangkatannya banyak yang sudah pensiun. Ditengah menjamurnya penyanyi-penyanyi dangdut muda yang lebih mengedepankan goyang, Rita tetap laris sebagai penyanyi rekaman dan panggung, karena ia lebih mengedepankan kualitas vokal. Lagu-lagu yang dinyanyikan dan dipopulerkan Rita Sugiarto, sampai saat ini masih sering dinyanyikan di panggung-panggung dangdut. Hal ini bisa dimaklumi, karena Rita Sugiarto masih menjadi kiblat bagi penyanyi dangdut perempuan, disamping Elvi Sukaesih. Itulah sebabnya dikalangan pecinta musik dangdut Rita Sugiarto disebut sebagai Diva Dangdut, sementara Elvy Sukaesih disebut sebagai Ratu Dangdut. 


      Sebagai penyanyi dangdut senior, Rita Sugiarto dikenal sebagai sosok low profile, yang mau berbagi ilmu kepada yuniornya. Tak heran saat Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI) menghujat penampilan Inul Daratista di awal tahun 2000-an, Rita tidak terlalu mempermasalahkan penampilan Inul. Bahkan Rita bersedia tampil satu panggung dengan penyanyi asal Pasuruan yang mengidolakan dirinya itu. Hal itu sempat membuat Raja Dangdut Rhoma Irama marah besar kepada Rita Sugiarto. Di tengah jadwal manggungnya yang padat, Rita pernah menjadikan komedian dan presenter Olga Syahputra sebagai asisten pribadinya. 
      Menikah dengan Zacky Zimah pada tahun 1981, Rita dikarunia 3 orang anak. Rita telah bercerai dengan suaminya dan anak sulungnya, Jerry Zimah telah meninggal secara mendadak pada 2008.[2] Perceraian itu membuat Rita kecewa. Kekecewaan itu dituangkan dalam lagu-lagunya antara lain : Makan Hati, Pacar Dunia Akhirat,dan Serigala berbulu domba.

Biografi Inul Daratista

Inul Daratista (lahir di Pasuruan, 21 Januari 1979, bernama asli Ainur Rokhimah) adalah seorang penyanyi dangdut berkebangsaan Indonesia. Inul terkenal dengan gaya Goyang Ngebor. Ayah Inul bernama Abdullah Aman, dan ibunya bernama Rufia. Suami Inul adalah Adam Suseno.

Baca dan Unduh : Biografi Raja Dangdut Rhoma Irama

Inul Daratista memulai karier panggungnya sebagai penyanyi dangdut lewat acara-acara rakyat di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Tanpa ia ketahui, aksi panggungnya diabadikan dalam sebuah rekaman video. Video ini lantas diperbanyak dan diedarkan dalam format VCD ke berbagai pelosok daerah, ini yang mendorong nama Inul mulai terkenal. Seiring dengan melekatnya julukan “Ratu Goyang Ngebor”, Inul mulai tampil di banyak tempat. Seketika, jadwal manggungnya terisi padat. Sejumlah televisi mulai berebutan untuk menampilkan Inul.

Baca dan Unduh : Biografi Ratu Dangdut Elvie Sukaesih

Selain berkarier di dunia tarik suara, Inul juga memiliki bisnis karaoke, Inul Vizta. Bisnisnya yang memiliki beberapa cabang ini, sempat mendapat masalah. Andar Situmorang menggugatnya karena dianggap melanggar masalah hak cipta. Tapi awal Juni 2009, kasusnya dimenangkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Selesai perkara bisnis karaoke Inul Vizta, sekarang giliran Inul yang memperkarakan Andar ke pihak berwajib. Kali ini Andar dilaporkan Inul atas tuduhan membuat laporan palsu. Inul bersama ahli waris yang sebenarnya dari Guru Nahum, Distok Sitomorang menuntut Andar yang dituduh membuat laporan-laporan palsu. hingga saat ini, kasusnya masih diperiksa oleh pihak yang berwajib.

Inul menikah di usianya yang masih sangat muda, yaitu 16 tahun pada 29 Mei 1995 dengan Adam Suseno. Pernikahan yang dibina selama 13 tahun itu belum juga membuahkan anak. Namun mimpi itu akhirnya terwujud pada 2009. Melalui program bayi tabung, Inul berhasil melahirkan anak pertamanya pada 19 Mei 2009 pada pukul 21.29 secara caesar. Bayi laki-laki ini diberi nama Yusuf Ivander Damares.

Baca dan Unduh : Legenda Musik Rock Indonesia GodBless

Menjelang perilisan album perdananya, goyangan Inul tidak disukai oleh Rhoma Irama, penyanyi yang punya julukan "Raja Dangdut". Goyang Inul dianggap mengundang dampak negatif yang berbau pornografi dan merendahkan pamor musik dangdut. Rhoma dengan mengatas-namakan organisasi PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia), menentang peredaran album Goyang Inul yang dirilis Blackboard pada akhir Mei 2003. Sikap Rhoma ini lantas menimbulkan pro-kontra.

Pada Januari 2006, kembali Rhoma di depan anggota DPR mengeluarkan pernyataan menentang aksi panggung Inul, dalam dengar pendapat pembahasan RUU Antipornografi antara DPR dan kalangan artis.

Pada bulan April 2006, Inul kembali membuat kontroversi karena mengeluarkan pernyataan di media masa bahwa dia ingin berpose bugil di majalah Playboy edisi Indonesia.

Baca dan Unduh : Legenda musik Balada Indonesia Iwan Fals

Pada bulan November 2007, terdapat patung Inul di depan rumahnya. Patung Inul setinggi 2,5 meter lengkap dengan pondasi kotak serta lampu sorot itu berwarna emas. Plakat hitam bertuliskan "Sumbangan dari Inul Daratista" tampak menghias bungkusan patung itu. Inul menyumbangkan patung dirinya untuk menghiasi jalan yang telah dipenuhi patung lainnya. Patung Inul rencananya akan diresmikan 13 November 2007. tetapi akhirnya, patung Inul dibongkar dan diamankan Ketua RT setempat.

Download Lagu Meggy Z

      Meggy Zakaria (lahir di Jakarta, 24 Agustus 1945 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 21 Oktober 2009 pada umur 64 tahun) adalah penyanyi dangdut dan aktor. Ia sangat dikenal publik sebagai penyanyi dangdut, selain itu juga dikenal sebagai pemeran dalam sinetron serta film layar lebar. 
    Meggy Z adalah seorang penyanyi dangdut senior, meski dia juga menjajal dunia seni peran, namun pamornya lebih banyak di dunia musik dangdut. Loyalitas Meggy dalam dunia dangdut pun telah diakui. Pada ajang Anugerah Dangdut TPI 1997, ia mendapat penghargaan sebagai Penyanyi Rekaman Dangdut Terbaik. Lewat Benang Biru, selang setahun kemudian, pada 2003, lagu ini menjadi Lagu Dangdut Terbaik di ajang Anugerah Dangdut TPI 1998. Selain favorit para juri, lagu ini pun menjadi favorit para penggemar dangdut tanah air. 
     Meski saat itu penyanyi-penyanyi dangdut pria mulai bermunculan, namun ia masih menjadi favorit, salah satunya dibuktikan dengan berhasilnya ia menjadi Penyanyi Pria Favorit lewat lagunya, Permisi di ajang yang sama pada 2002. Sukses di dunia dangdut membuat pelantun Sakit Gigi ini mencoba dunia peran yang pada akhirnya membuatnya enjoy. Debut aktingnya saat membintangi sinetron BULAN BERKACA. Dari sini, ia lantas sering tampil di sinetron, bahkan mendapat peran utama di JADI POCONG. Sinetron lain yang pernah ia bintangi adalah DUK DUK MONG. Pada tahun 90-an, hampir semua lagu-lagu yang dibawakan Meggy menjadi hits. Sebut saja Benang Biru dan Senyum Membawa Luka yang ada di album BERAKHIR PULA serta lagu Anggur Merah, Mandul, Gubuk Bambu, Jatuh Bangun dan Mata Air Cinta. Dalam kehidupan pribadinya, Meggy menikahi Zainabun sejak 1970. Dari pernikahannya ini, mereka dikaruniai 2 orang anak dan 3 orang cucu. Rabu malam, 21 Oktober 2009, Meggy berpulang ke Rahmatullah. Sekitar pukul 23.30 WIB, Meggy menghembuskan nafas terakhir di RS Margonda, Depok dengan didampingi istri dan anak-anaknya. Rencananya, jenazah almarhum bakal disemayamkan di kediamannya di Cipayung. Meggy Z meninggal dunia, dikarenakan sakit jantung. Ia dimakamkan di TPU Cilangkap. 
     Lagu Jatuh Bangun pernah dinyanyikan oleh Kristina & juga grup band yang paling ngetop yaitu Tiket. Setelah ia meninggal, Tiket pun mengaransemen musik rock dengan lagunya.

Biografi Elvi Sukaesih

   Elvy Sukaesih (lahir di Jakarta, 25 Juni 1951) adalah salah satu penyanyi dangdut berkebangsaan Indonesia yang legendaris dan dijuluki sebagai “Ratu Dangdut”. Ia lahir dari pasangan asal Sumedang, Jawa Barat. Aslinya bernama Else Sukaesih, namun ia terobsesi menghubah namanya setelah membaca sebuah novel yang mengisahkan seorang tokoh wanita bernama Elvy. Sejak itulah ia lebih memilih menggunakan nama Elvy untuk nama depan populernya di panggung.
     Bakat bernyanyinya diturunkan dari ayahnya (abah biasa dipanggil oleh keluarganya). Ayahnya seorang pemusik yang biasa mengisi acara perhelatan pernikahan di sekitar Jawa Barat. Elvy mulai menyanyi sejak di bangku kelas 3 SD, ketika mengikuti ayahnya mengisi sebuah acara pernikahan di Sukabumi sekitar tahun 1964. Kala itu ia didaulat ayahnya untuk menyanyi di depan panggung, dan ia berhasil dalam show pertamanya itu.
     Elvy menikah pada usia sangat muda (14 tahun) dengan pemuda keturunan Arab, Zaidun Zeth. Kariernya mulai menanjak pada awal tahun 1970-an ketika menjadi penyanyi pendamping Rhoma Irama pada Orkes Melayu (OM) Soneta meskipun sebelumnya ia telah popular di berbagai panggung. Setelah berpisah dari Soneta (pada tahun 1975), ia bersolo karier dan tetap eksis dalam musik dangdut hingga sekarang. Ia sampai sekarang dianggap sebagai salah satu penyanyi dangdut dengan kualitas suara terbaik. Oleh kalangan penggemar musik dangdut ia dikenal dengan sebutan Ratu Dangdut Indonesia.
     Setelah sukses sebagai penyanyi Dangdut, ia pun sempat merambah dunia film. Tercatat cukup banyak film nasional yang ia bintangi dalam karier sinemanya.
     Bakat bernyanyinya diikuti oleh anaknya yang bernama Fitria. Ia sempat populer sebagai penyanyi cilik pada tahun 80an - 90an. Putri Fitria, Bella, pun sempat menjadi penyanyi cilik sekitar tahun 1997)
    Selanjutnya bakat beraktingnya diikuti oleh anak perempuannya yang lain yang bernama Dhawiya. Ia dikenal dalam berbagai peran dalam sinetron yang bertajuk komedi karena memiliki tubuh yang gemuk.

Wednesday, December 14, 2016

Biography of Indonesian King of Dangdut Music Rhoma Irama

     Raden Haji Oma Irama (born December 11, 1946, in West Java), known as Rhoma Irama, is an Indonesian dangdut musician and singer. During the height of his stardom in the 1970s, he was dubbed Raja Dangdut (the King of Dangdut) with his group Soneta.
Prior to his pilgrimage to Mecca, he was known as Oma Irama. He is a member of aristocrat class of Sundanese from both his father, Raden Burdah Anggawirya, and mother, R.Hj. Tuti Juariah. Rhoma Irama is also known as "Raja Dangdut" or in English: "King of Dangdut" in Indonesia.

Career
Oma Irama's first bands were known as Tornado and Gayhand, and covered Western rock and roll music of Paul Anka, Andy Williams, and The Beatles.
In the late 1960s Oma Irama, sang orkes Melayu and also some pop Indonesia. In 1968 he joined the group Orkes Melayu Purnama in 1968. This group pioneered elements of the dangdut style within orkes Melayu music – the drum was changed to double drum, the electric guitar's role was expanded, and the suling, or bamboo flute, adopted a style reminiscent of Bollywood music. He also recorded pop Indonesia music during this period with the Zaenal Combo and Galaksi, while the album 'Ingkar Janji' was recorded in 1969 with Orkes Melayu Chandraleka.
Once Oma broke from recording with the Purnama Group, he formed Orkes Melayu Soneta (taken from English word sonnet), which became the first dangdut group in 1970. The subtitle, 'the sound of Moslems' was added in 1973.


The group featured Oma Irama and Elvy Sukaesih as singers, both solo, and duets. Their first album, 'Volume 01', 'Begadang' ('Stay up all night'), released in 1973, featured four songs by Oma Irama, three by Elvy, and three duets. The song featured a topless Oma Irama wearing tight trousers and holding an electric guitar. His choice of pose showed the influence on his music of Western hard rock bands, influences which also found their way into his music – orkes Melayu was in his opinion was too soft, too acoustic, too polite, and unable to compete against the power and energy of rock music, and so the music was electrified, with keyboard, two electric guitars, electric bass, as well as the traditional suling and gendang. He has stated that he took his guitar style from Ritchie Blackmore of Deep Purple. In addition to Western and Malay influences, Hindi composers were credited for some of the band's songs.
The Begadang album ranked #11 on Rolling Stone Indonesia's "150 Greatest Indonesian Albums of All Time" list. Furthermore, the main single "Begadang" reached at number 24 on the magazine's "150 Greatest Indonesian Songs of All Time" list.
His 1973 hit "Terajana", one of the best-known dangdut songs of all time, was the first to use the newly coined, and arguably derogatory, term dangdut, distinguishing the Javanese orkes Melayu music, heavily influenced by Indian Bollywood records, henceforth dangdut, from the established orkes Melayu, associated with North Sumatran Malays.
Once Soneta was established in the early 1970s, Oma changed his name to Rhoma and went on a decade long run of successful hit records and films, all of which starred Rhoma playing himself while performing all of his hits. He wrote the classics "Kareta Malam" and "Kuda Lumping" which were sung by Elvy Sukaesih.


Performing live, he adopted many of the props of stadium rock, including large audiences, powerful soundsystems, complex sets, fireworks, flashing lights, and smoke machines. He is also notable with the use of some notable musical instrument including various models of Steinberger guitars. This particular guitar was shown off in his posters, leaflets, movies, and pin-ups.

Recent years
Following his 1975 hajj, he took the name Rhoma Irama, which is an abbreviation of "Raden Haji Oma Irama" (Raden is an aristocracy title for Javanese and Sundanese cultures). Following this pilgrimage, he took on a more explicit Islamic moral tone, adopting Islamic dress, shorter hairstyles, and ejecting band members who consumed alcohol or had extra-marital sex. He also resolved that his music should instruct, and not merely entertain, a form of devotion waged through music. Themes in his music included extra-marital sex, government corruption, drugs, and gambling. The song Haram for instance, warns against both drugs and gambling, while the song Keramat asserts the instructions in Islam to honor mothers.
Rhoma Irama campaigned for Islamic party PPP from 1977 to 1982, and as a result he was banned from state television and radio by the Suharto regime, which was at that time enforcing separation of religion and state, and some of his songs were also banned from sale. The ban was lifted in 1988, and with Suharto himself moving towards Islam in the 1990s, dangdut became of the establishment.
His 1982 movie Perjuangan dan Doa (Struggle and Prayer) as described as the world's first Islamic rock musical movie.


Controversies and allegations of racism and bigotry
In 2000s Rhoma was known to be a vocal critic of moral vice. His criticism often targeted fellow dangdut artist Inul Daratista over her dance style.
In 2003, neighbors followed by journalists caught both Rhoma Irama and Angel Lelga, an actress, in the latter's apartment at midnight. Rhoma and Angel first stated that they were discussing religion. After several revisions including Rhoma's picking up movie scripts, Angel confirmed that Rhoma had married her on "siri" ground (unregistered at official record but permissible by Islamic Sharia) and later divorced her on the same day.
During the 2012 Jakarta Gubernatorial Election, Rhoma Irama was videotaped giving a political speech in a West Jakarta mosque. Rhoma Irama warned his audience against voting for candidate pair Joko Widodo and Basuki Cahaya Purnama because according to him, the former had Christian parents and the latter is Chinese and Christian. Some of his statements were: Muslims would see their reputation sink if they elected non-Muslims, calling people by their SARA (acronym for ethnic, religion, race) characteristics is justified when defending pribumi's interest, Joko Widodo is just a step for Basuki and Chinese to assume power. In his closing words he alleged "ethnic Malay would face subjugation by Chinese in Jakarta as they did in Singapore when it gained independence from Malaysia should Basuki be allowed to govern" (it should be noted that Singapore did not gain independence from Malaysia but was expelled from Federation of Malaysia).
In Indonesia, attacking a person's race or religion in a political campaign is punishable by fine and prison time. Further added to the controversy was the fact that campaigning in a place of worship violates law.
On August 6, the Election Observer Commission (Panwaslu) presided by Ramdansyah summoned him to begin investigation. The initial investigation ended with Rhoma Irama shedding tears in front of journalists saying "to Joko Widodo and Basuki Purnama, I love them all" but insisted he did nothing wrong. Subsequent investigation saw Rhoma Irama and Fauzi Bowo (incumbent governor) denying that Rhoma was campaigning or working as Fauzi Bowo's campaigner despite Rhoma's own statement in June 2012 that he and his family had become one and Rhoma's appearance in Fauzi Bowo's official campaign video.
Rhoma was eventually cleared of all charges by Panwaslu. However Ramdansyah was relieved from his post after another investigation into his neutrality concluded he was unfairly siding with Fauzi Bowo re-election team.
Rhoma met face to face with Joko Widodo in an episode of Indonesia Lawyers Club show albeit through teleconference medium. He refused to apologize to Joko for falsely stating to his audience about the religion of Joko's parents.


Indonesian presidential election, 2014
At the end of 2012, Rhoma Irama, stated his intention to contest the 2014 presidential election. The Wasiat Ulama association and the Indonesia Malay Musicians Association (PAMMI) have endorsed him. His nomination has prompted satirical postings on Twitter. Many dismissed his intention as a joke.
By December 2013 Rhoma Irama is proposed as one of the National Awakening Party presidential candidate along with Jusuf Kalla and Mahfud MD.   


Discography
Pre Soneta
Djangan Kau Marah
Di Rumah Sadja
Di Dalam Bemo
Biarkan Aku Pergi
Anak Pertama
Djenggo
In Dan Dip
Pemburu
With OM Soneta
Dangdut
Surat Terakhir
Berbulan Madu
Gelandangan
Joget
Janda Kembang
Tiada Lagi

Baca juga : Biografi Ratu Dangdut Elvi Sukaesih
Download lagu Rhoma Irama V

With Soneta Group (Volume Series)
Soneta Vol-1 Begadang (1973)
Soneta Vol-2 Penasaran (1974)
Soneta Vol-3 Rupiah (1975)
Soneta Vol-4 Darah Muda (1975)
Soneta Vol-5 Musik (1976)
Soneta Vol-6 135.000.000 (1977)
Soneta Vol-7 Santai (1977)
Soneta Vol-8 Hak Azazi (1978)
Soneta Vol-9 Begadang 2 (1979)
Soneta Vol-10 Sahabat (1980)
Soneta Vol-11 Indonesia (1980)
Soneta Vol-12 Renungan Dalam Nada (1981)
Soneta Vol-13 Emansipasi Wanita (1983)
Soneta Vol-14 Judi (1988)
Soneta Vol-15 Gali Lobang Tutup Lobang (1989)
Soneta Vol-16 Bujangan (1994)
Movie soundtracks and compilations[edit]
Oma Irama Penasaran
Gitar Tua Oma Irama
Darah Muda
Begadang
Berkelana I
Berkelana II
Raja Dangdut
Camelia
Cinta Segitiga
Perjuangan dan Doa
Melodi Cinta
Badai di Awal Bahagia
Sebuah Pengorbanan
Cinta Kembar
Pengabdian
Satria Bergitar
Kemilau Cinta di Langit Jingga
Menggapai Matahari I
Menggapai Matahari II
Nada-Nada Rindu
Bunga Desa
Jaka Swara
Nada dan Dakwah
Tabir Biru
Dawai 2 Asmara
Rhoma Irama solo albums[edit]
Pemilu (1982)
Lebaran (1984)
Persaingan (1986)
Haji (1988)
Modern (1989)
Haram (1990)
Salawat Nabi (1991)
Kehilangan Tongkat (1993)
Rana Duka (1994)
Stress (1995)
Baca (1995)
Viva Dangdut 1996
Mirasantika (1997)
Gulali (1998)
The Rough Guide to the Music of Indonesia (2000)
Euforia (2000)
Syahdu (2001)
Asmara (2003)
Jana Jana (2008)
Azza (2010)
Filmography[edit]
Oma Irama Penasaran (1976)
Gitar Tua Oma Irama (1977)
Darah Muda (1977)
Rhoma Irama Berkelana I (1978)
Rhoma Irama Berkelana II (1978)
Begadang (1978)
Raja Dangdut (1978)
Cinta Segitiga (1979)
Camelia (1979)
Perjuangan dan Doa (1980)
Melody Cinta Rhoma Irama (1980)
Badai di Awal Bahagia (1981)
Sebuah Pengorbanan (1982)
Satria Bergitar (1984)
Pengabdian (1984)
Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985)
Menggapai Matahari I (1986)
Menggapai Matahari II (1986)
Nada-nada Rindu (1987)
Bunga Desa (1988)
Jaka Swara (1990)
Nada dan Dakwah (1991)
Tabir Biru (1992)
Dawai 2 Asmara (2010)
Sajadah Ka'bah (2011)

Source : en. Wikipedia

Saturday, December 10, 2016

Biografi Slank1

Perpecahan
     Pada saat menggarap album ke enam Lagi Sedih, Bimbim memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Bongky, Indra dan Pay keluar atau mengundurkan diri karena perilaku Bimbim dan Kaka yang sudah terlampau parah dalam penggunaan narkoba. Perpecahan tersebut sebenarnya sudah bisa terlihat di album ke empat mereka di lagu Pisah Saja Dulu. Bimbim bahkan berniat untuk membubarkan Slank.
     Namun sebuah surat yang ditulis dengan darah oleh seorang Slanker membuatnya mengurungkan niatnya. Isinya menyeramkan. "Lo jangan kurang ajar ya Bim! Kalo Slank ampe bubar, berarti Itu salah loe! gue tulis surat Ini pake darah. Jangan sampe gue tulis surat berikutnya pake darah lo!" Surat bernada ancaman dan bersumpah untuk membunuh Bimbim jika Slank sampai membubarkan Slank tidak dapat dihindari.  Kaka dan Bimbim akhirnya tetap menggarap album ke enam dengan bantuan musisi tambahan.
     Reynold masuk untuk mengisi posisi gitar dan Ivanka yang waktu itu sering nongkrong di Potlot juga ikut membantu dalam mengerjakan project Slank untuk album ke enam dengan formasi masa transisi ini. Album Lagi Sedih dirilis pada Februari 1997. Single Koepoe Liarkoe dan Tonk Kosong membuktikan Slank masih bisa bertahan. Tawaran manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam rangkaian pertunjukan, Reynold menyatakan keluar dari Slank. Alasannya, tidak kuat dengan Bimbim dan Kaka yang masih terjerumus narkoba. Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya, Reynold tetap tidak ingin melanjutkan.
     Saat itu lah reformasi di tubuh Slank terjadi. Kemudian, Ivanka yang semula hanya additional bass player akhirnya ditarik resmi menggantikan posisi Bongky. Semenjak memakai jenis narkoba ini, Bimbim yang biasanya pendiam, rapi, tak suka teriak-teriak, tiba-tiba berubah. Demikian juga Kaka. Banyak pengalaman pahit, dari sejak mereka pakai sejak 1994 - 1999. 1998, di Lubuk Linggau, kehabisan narkotika dan sakau karena tidak barang seperti itu disana. Bimbim tidak bisa bangun, ketika wartawan meminta wawancara. hanya Kaka yang terpaksa dengan susah payah menyambut para jurnalis.
 
Baca : Biografi lengkap Ebiet G Ade dan unduh lagunya
 
     Kini, Slank membantah anggapan bahwa dengan mengonsumsi narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus. "Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai narkoba, tapi album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi pengguna," ujar Kaka.
     Slank, sepeninggal Reynold langsung bergerak cepat. Management langsung mencari orang untuk untuk menyelesaikan sisa kontrak pertunjukan di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan Abdee Negara yang sebelumnya sudah bersahabat ketika satu band di Flash. Sedangkan manager, Mbak Wiwid, mengontak Mohammad Ridwan Hafiedz alias Ridho yang baru saja menyelesaikan sekolah gitarnya.

Download Lagu Slank I

Semangat baru
     Masuknya Abdee dan Ridho, Slank melanjutkan perjalanan bermusiknya. Hasilnya album Tujuh yang dirilis Januari 1997 dengan tembang handal Balikin. Lagu ini menandakan Bimbim dan Kaka ingin rehat dan sehat dari ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho yang bersih narkoba menguatkan niat mereka. Mereka menyatakan berhenti bukan karena takut diikuti massa yang memang sudah banyak, namun karena sudah imbas negatif terhadap penggemar mereka akibat narkoba. Album terjual satu juta copy dalam hitungan minggu. Bimbim menyumbang suaranya dalam Bimbim Jangan Menangis, curhatan yang tercipta sejak tahun 1993. Ridho bermain kibor di lagu ini. Pada tahun ini pulalah Bunda Iffet selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan tata kelola Slank.
     Album Mata Hati Reformasi kemudian dirilis yang banyak bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan pada zaman reformasi. Ketinggalan Zaman jadi andalan. Slank, mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi judul Punk Java. Di album ini juga terdapat tembang Siapa Yang Salah yang seharusnya dirilis pada album Tujuh namun terkena sensor. Paska rezim Soeharto runtuh, lagu tersebut dimasukan dalam album ini. Kaka dan Bimbim memainkan semua lini hingga jadi karya. Bimbim juga mengambil dua porsi lagu yang dia nyanyikan, Aktor Intelektual dan Nggak Mau Percaya. Di album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu buah kaset original. Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi kepada pendengar dibawah umur. Banyak lagu yang direkam secara live di album ini.

Baca juga : Biografi lengkap Iwan Fals dan unduh lagunya
   
     Tahun 1998, Slank menyelenggarakan Konser Piss 30 Kota yang direkam dan dijual ke pasaran dengan bonus dua buah lagu baru yaitu Pintu dan Makan Gak Makan. Album tersebut dominan dengan tema politik. Bimbim bernyanyi di Kalo Aku Jadi Presiden dengan gubahan sana-sini. Disetiap lagu, tampil orasi dari Kaka maupun Bimbim.
     Pada 1999, Slank merilis album ganda yang diberi judul 999+09 dengan total duapuluhtujuh lagu yang dibuat dalam dua versi. Versi abu-abu dan versi yang biru. Versi biru, single Bintang Kesiangan dan Anak Mami sedangkan versi abu-abu adalah Orkes Sakit Hati, Ngangkang, serta Malam Minggu Lagi. Konon, saking banyaknya lagu yang mau dijadikan single, Slank mengumpulkan massa Potlot dan meminta pendapat mereka perihal lagu yang pas dijadikan single. Lagu Orkes Sakit Hati memang ditujukan kepada orang dan politisi yang mengumbar janji manisnya.
     Di klip video lagu tersebut Slank bermain di tengah masyarakat kecil. Bimbim mengambil jatah dua lagu dari tiap album. Sista Petty album abu-abu dan Friday album biru. Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil yang biasa dipakai di ikat pinggang. Tahun 1999, Bimbim menikahi seorang gadis bernama Reny. Slank kemudian merilis album pilihan dengan titel De Bestnya Slank plus gubahan oleh DJ Anton di lagu Ngangkang dan Malam Minggu Lagi yang direkam secara live di Potlot.
     Album Virus dirilis pada 2001. Berisi single Virus, Jakarta Pagi Ini, dan #1, bonus sebuah tattoo dan kartu koleksi Slank. Masalah sosial dan keprihatinan Slank tentang lingkungan direkam dalam tembang Lembah Baliem dengan akhiran Yamko Rambe Yamko dari tanah Papua. Di lagu #1 dan Symphaty Blues, Slank memasukkan orkestra. Erwin Gutawa ikut membantu lagu pamungkas tersebut. Ada pula ermainan solo Abdee di lagu Kereta terakhir. Di lagu Symphaty Blues, istri Kaka yaitu Tascha berkontribusi untuk latar.
     Sukses album, Slank mengeber konser Virus Road Show pada 22 kota di Indonesia. Meluncur, album yang diberi judul A Mild Live Slank Virus Road Show bonus I Miss You But I Hate You dan Koran Koranan Slank, media bulletin yang bisa didapatkan di luar (tanpa harus membeli kasetnya) secara berkala. Ini adalah album live kedua Slank setelah Konser Piss 30 Kota.

Download Lagu Slank II

Dalam versi kaset, terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan Ivanka. Rekaman lagu Pak Tani merekam keributan penonton di Jember,[5] dalam lagu ini Slank mengajak diskusi penonton di tengah lagu mengenai kemunkinan Slank menjadi presiden, dan jawabannya ternyata tidak mungkin. Di lagu Bocah, Ivanka bermain gendang terlebih dahulu sebelum memainkan gitar bassnya. Di lagu Kamu Harus Pulang yang menjadi pamungkas.
     Slank merilis album studio kesebelas Satu Satu (11) 2003. Bulan dan Bintang, Gara-Gara Kamu, dan Jembatan Gantung menjadi hitsnya. Dua lagu pertama menjadi lagu latar film Novel Tanpa Huruf R. Lagu Gara-Gara Kamu tertuju pada masa adiksi narkoba. Era ini tingkat kreativitas dan produktifitas Slank tinggi, pun, bersih dari ketergantungan. Dengan bonus kondom dan kartu koleksi Slank, album ini diapresiasi AMI Award kategori Album Rock Terbaik . Cover depan album ditulis Edisi khusus suami-istri. Kaka sudah tidak berambut panjang gimbal namun menjadi lebih pendek namun tetap keriting. Bimbim menyumbang suaranya di lagu Jadi Masalah. Di Jembatan gantung, Slank tidak tampil namun hanya para siswa sekolah yang diperankan Marshanda dan beberapa remaja lainnya.

Download Lagu Slank III
   
    Slank lalu menyelenggarakan Satu-Satu Live Tour di kota-kota Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga mereka : Bajakan, sebagai bentuk kegelisahan Slank terhadap pembajakan hak cipta. Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa tempat dan kegiatan Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga Slank ini. That's All, direkam pada konser Satu-Satu Live Tour ini menjadi single disusul Bendera 1/2 Tiang yang direkam di studio Parah di Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi live dengan group musik Yoon Band dari Korea Selatan berjudul South Asia. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di Korea. Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu I Miss You But I Hate You milik Slank yang direkam pada acara Impresario RCTI. Sang vokalis dari Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga masuk dalam album Bajakan.
     Slank berkolaborasi Rhoma Irama di lagu Balikin. Kaka tidak banyak bernyanyi di lagu ini. Malah Rhoma lah yang mengambil hampir seluruh bagian yang dinyanyikan Kaka. Hasil konser Tiga Dimensi pun dimasukkan kesini. Ending album Bajakan adalah Sumpah Anti Pembajak yang di deklarasikan Slank bersama Slanker se-Indonesia, bonus sebuah pick guitar.[butuh rujukan] Slank merayakan ulang tahun ke-20 nya di Lebak Bulus dengan judul Metamorfosa Sebuah Generasi yang banyak diisi musisi diantaranya Netral, Ungu, Koil, dll.


Kumpulan Lagu2 Dangdut terkenal Indonesia Unduh disini
Baca : Live perdana Slank di pentas dunia

Biografi Slank

 SLANK    
     Slank adalah sebuah grup musik di Indonesia. Dibentuk oleh Bimbim pada 26 Desember 1983 karena bosan bermain musik menjadi cover band dan punya keinginan yang kuat untuk mencipta lagu sendiri. Dan berhasil menjadi salah satu musisi bersejarah dan dikenang serta berpengaruh sepanjang masa di Indonesia. Selain itu Slank juga menyandang predikat Indonesia's Highest-Paid Music Star (bintang musik berbayaran termahal) pada tahun 2008 dan 2009 dengan honor Rp 500 Juta per show.

Baca : Biografi Legenda Musik Indonesia Ebiet G Ade
Sekilas Slank
     Slank kini adalah salah satu grup musik papan atas, yang bermula dari Cikini Stones Complex (CSC) pada 26 Desember 1983, yaitu grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta. CSC terdiri dari Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal), dan Well Welly (vokal), yang banyak mengekspresikan kecintaan pada lagu-lagu Rolling Stones. Sayang, grup ini tidak bertahan dan membubarkan diri. Slank mengalami perubahan personel sampai 14 kali pada 1996 yang bertahan hingga sekarang. Formasi terakhir yang dimulai dari album ke-7 Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar), dan Abdee (gitar).
     Album Slank, di antaranya Suit-Suit....Hehehe (Gadis Sexy) (1990), Kampungan (1991), Piss (1993), Generasi Biru (1994), Minoritas (1996), Lagi Sedih (1996), Tujuh (1997), Mata Hati Reformasi (1998), 999+09 (1999), De-Bestnya Slank (2000), Ngangkang (2001), Virus (2001), Virus Roadshow (2002), Satu Satu (2003), Bajakan! (2003), Road to Peace (2004), Plur (2005), A Mild Live Reborn Republic Slank (2005), Slankissme (2006), Slow But Sure (2007), The Big Hip (2008), Anthem From The Broken Hearted (2009), Jurus Tandur No.18 (2010), Slank Party (2011), I Slank U (2012), I Slank U Repackage (2012) dan album Slank Nggak Ada Matinya (2013).

Download Lagu Slank I disini
     Sementara itu, lagu Gosip Jalanan dari album PLUR yang dirilis pada 2004 berbuah sorotan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Slank yang saat itu menjadi duta anti-korupsi untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dianggap melecehkan dewan melalui syair-syair lagu tersebut. DPR-RI melalui Lembaga Kehormatan Dewan berencana melancarkan tuntutan pada grup anak muda ini, meski kemudian rencana tersebut dibatalkan.
     Rencana Slank untuk Go International mulai terlihat di pertengahan 2008. Dengan kolaborasi dengan The Big Hip, sebuah band asal Jepang, menghasilkan sebuah album, The Big Hip. Di album ini, Slank menggunakan tiga bahasa sekaligus : Indonesia, Jepang dan Inggris. Bagi para slanker, sebutan bagi penggemar, Slank bakal memberikan bonus berupa VCD Exclusive kegiatan Slank di Jepang bila pembelian kaset atau CD album terbaru Slank.
     Selain itu band ini juga giat mendukung berbagai acara sosial. April 2010, Slank tampil pada acara Earth Live yang mengusung tema lingkungan. Slank menyerukan perlunya hemat dalam menggunakan sumber daya alam termasuk air.

Download Lagu Slank II disini

Awal Karier Slank
Cikal bakal lahirnya Slank adalah sebuah grup bernama Cikini Stones Complex (CSC) yang dibentuk oleh Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimo Setiawan Sidharta (dikenal dengan Bimbim) pada dekade 80-an. Band ini hanya memainkan lagu-lagu Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh dan menjelang akhir tahun 1983 grup ini dibubarkan.
     Bimbim meneruskan semangat bermusik mereka dengan kedua saudaranya Denny dan Erwan membentuk Red Evil yang kemudian berganti nama jadi Slank, sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka cowok selengean, atau lelaki urakan, dengan personel tambahan Bongky (gitar) dan Kiki (gitar). Kediaman Bimbim di Potlot 14 jadi markas besar mereka dan menjadi situs wajib yang harus dikunjungi para Slanker.
     Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri sebelum Erwan memutuskan mundur karena merasa tidak punya harapan di Slank. Dengan perjuangan panjang terbentuklah formasi ke tigabelas dengan Bimbim, Kaka, Bongky, Pay dan Indra, Slank baru solid. Mereka mulai membuat demo untuk ditawarkan ke perusahaan rekaman.

Baca : Biografi Lengkap ( Legenda Musik Balada Indonesia) Iwan Fals
   
     Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy). Album yang menampilkan tembang Memang dan Maafkan itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award untuk kategori pendatang baru terbaik. Album tersebut juga seakan menampar industri musik Indonesia yang kala waktu itu masih gencarnya lagu melayu seperti tembang Issabella milik Search. Musik padu-padan rock and roll blues a la SLank akhirnya dekat dengan anak muda di Indonesia. Gaya mereka yang khas, cuek, slengean, tapi bersahabat berhasil menarik massa yang saat itu masih sebatas minoritas.
     Album kedua mereka, Kampungan, meraih sukses yang sama. Single dari album ini Mawar Merah dan Terlalu Manis dibuat dalam dua versi. Suka-suka dan Jualan. Namun anehnya, justru lagu yang versi Suka-suka lah yang menjadi hits dan sering dimainkan. Disini Kaka bermain harmonika. Di album Kampungan ini pun, Slank memasukkan lagu Nina Bobo.
     Pada1993 Desember, Slank merilis album ketiga Piss! yang merupakan plesetan dari kata peace. Jargon ini menjadi tren pada masa itu. Hits single album ini adalah Piss dan Kirim Aku Bunga dengan cover album seorang model yang meniru pose Jim Morisson walaupun banyak yang berpendapat bahwa model di cover tersebut adalah Bimbim, namun faktanya model cover album tersebut adalah Adji Tarmo, tetangga seberang rumah Bimbim.
     Tahun1994, Slank merilis Generasi Biru dengan andalan Generasi Biroe, Terbunuh Sepi, dan Kamu Harus Pulang. 1995 Agustus, Slank mengisi sebuah acara di RCTI dalam rangka menyambut Hari Jadi Kemerdekaan Indonesia yang ke-50. Mereka membawakan beberapa lagu dari album Generasi Biru. Album ke lima mereka, Minoritas, dirilis Januari 1996. Menampilkan single Bang Bang Tut sukses dipasaran. Di album tersebut, Bimbim menyanyikan sebuah lagu miliknya yang berjudul Bidadari Penyelamat. Tidak ada aransemen apapun, hanya suara Bimbim saja.

Download Lagu Slank III disini