Sunday, May 6, 2018

Download lagu GodBless

God Bless adalah grup musik rock yang telah menjadi legenda di Indonesia. Dasawarsa 1970-an bisa dianggap sebagai tahun-tahun kejayaan mereka. Salah satu bukti nama besar mereka adalah sewaktu God Bless dipilih sebagai pembuka konser grup musik rock legendaris dunia, Deep Purple di Jakarta (1975).
Berdirinya God Bless berawal dengan kembalinya Ahmad "Iyek" Albar kembali ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, ia pun berangan-angan membentuk band sendiri yang lebih serius. Dia kembali dari Belanda bersama dengan Ludwig Lemans (gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda). Iyek lalu mengajak (almarhum) Fuad Hassan (drum) dan Donny Fattah (bass) untuk membentuk band. Inilah yang melatarbelakangi berdirinya Crazy Wheels, sebelum akhirnya band tersebut - yang mengadakan konser perdananya di TIM (Taman Ismail Marzuki) lalu mengikuti pentas musik "Summer '28", semacam pentas 'Woodstock' ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang diikuti berbagai band dari Indonesia, Malaysia dan Filipina - mengubah namanya menjadi God Bless pada tanggal 5 Mei 1973.

Jockie Surjoprajogo (keyboard) sendiri baru bergabung dengan Crazy Wheels/God Bless pada awal tahun 1973. Dia dimaksudkan sebagai pengganti Deddy Dores - yang sempat bergabung dengan God Bless namun tidak bertahan lama dalam band tersebut karena harus mengurus bandnya sendiri, Rhapsodia. Namun Jockie juga tidak bisa bertahan lama. Posisi dia pun digantikan oleh (almarhum) Soman Lubis.

Pada bulan Juni 1974, Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. God Bless pun melalui masa berkabung. Ditambah lagi, sang gitaris Ludwig Lemans juga memutuskan untuk keluar dari God Bless. Dengan demikian, personel yang tersisa tinggal Ahmad Albar dan Donny Fattah. Untuk mengisi kekosongan pada kibor, mereka mengajak Jockie untuk bergabung kembali. Jockie lantas mengajak Ian Antono (gitar) dan Teddy Sujaya (drum) untuk bergabung dengan God Bless.

Untuk mengenang Fuad Hassan dan Soman Lubis, God Bless tampil di TIM dengan tema mengenang seratus hari Fuad Hasan dan Soman Lubis dengan atraksi mengusung peti mati di atas panggung.
Pada awalnya, God Bless bukanlah band yang memiliki lagu. Mereka hanya band yang biasa membawakan lagu-lagu orang lain, seperti Kansas, Easy Beast, Genesis, Deep Purple, pada setiap penampilan mereka. Proses masuknya band legendaris ini kedalam dapur rekaman dimulai dengan coba-coba. Mereka menulis lagu, dan lantas merekamnya. Mereka merekamnya di sebuah studio yang dikelola oleh Alex Kumara (ahli broadcast). Rekaman-rekaman ini bisa sampai ke telinga PT Aquarius Musikindo karena Suryoko - bos Aquarius - sering belajar gitar di rumah Ian. Mereka berdua memang sudah bersahabat sejak lama. Dan pada tahun 1975, God Bless merilis album perdananya.

Era 80-an
Menjelang pembuatan album kedua, Jockie Surjoprajogo keluar dari formasi, posisinya kemudian diambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album Cermin (1980). Berbeda dengan album sebelumnya yang rekaman jalan sambil menyelesaikan materi lagu, Album Cermin (1980) dikonsep dan dipersiapkan secara matang beberapa bulan sebelum masuk rekaman. Pada album ini, konsep musik God Bless sedikit berubah menghadirkan ramuan aransemen lagu-lagunya terkesan lebih rumit, disamping membutuhkan skill masing-masing personel yang tinggi juga kekompakan dalam memainkannya, seperti lagu Musisi, Anak Adam, Selamat Pagi Indonesia atau Sodom Gomorah. Bahkan ketika rekaman, Teddy Sunjaya tidak menggunakan metronome seperti kebanyakan rekaman yang lain. Album Cermin pun merupakan representasi dari pemberontakan God Bless terhadap dominasi industri rekaman ketika itu yang selalu mencekokkan komersialisme atas tuntutan pasar yang ketika itu sedang didominasi musik pop yang bertemakan cinta dalam pandangan secara sempit. Album ini sering disebut-sebut sebagai album God Bless paling idealis dan terbaik dari sisi musikalitasnya. Dan menjadi barometer kualitas sebuah band rock waktu itu, manakala mampu memainkan lagu-lagu dari album Cermin. Dua tahun setelah album Cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan diri.

Pada sekitar tahun 1980-an, salah satu promotor rock asal Surabaya, Log Zhelebour mulai gencar mementaskan festival rock di Indonesia, dan mulailah membangunkan God Bless dari "tidur panjangnya" dengan menjadikan lagu-lagu God Bless sebagai lagu "wajib" juga personelnya menjadi juri di festival yang akhirnya banyak melahirkan band-band rock di Indonesia, seperti Grass Rock, Elpamas, sampai Slank.


Dari sekadar menjadi juri tersebut, pada tahun 1988 God Bless akhirnya melahirkan album come back Semut Hitam yang meledak di pasaran waktu itu, dengan hitsnya seperti Rumah Kita, Semut Hitam, atau Kehidupan. Secara penjualan, album Semut Hitam ini adalah album God Bless paling laris. Di album ini, terjadi lagi perubahan konsep musik God Bless. Dari yang tadinya lebih bernuansa rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya pengaruh musik hard rock dan heavy metal, disamping unsur komersial untuk mempertimbangkan selera pasar. Pun demikian, kualitas musiknya masih tetap kental dipertahankan. Album ini juga menjadi inspirasi anak muda agar dapat terus berkarya dalam bidang musik rock. Namun, setelah album Semut Hitam keluar, Ian Antono menyatakan keluar dari formasi God Bless. Posisinya kemudian digantikan oleh gitaris muda berbakat, Eet Sjahranie. Setelah masuknya Eet Sjahranie, pada tahun 1989 dirilislah album berjudul Raksasa dengan hits Menjilat Matahari, Maret 1989, atau Misteri. Eet Sjahranie berhasil me-refresh sound gitar Ian Antono dan menjadikan God Bless lebih agresif. Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis karier solo sebagai pencipta lagu, aranjer dan produser.

Era 90-an
Setelah melewati masa vakum yang cukup panjang, tahun 1997, para personel God Bless, termasuk Eet Sjahranie dan Ian Antono kembali berkumpul. 'Workshop' yang mereka gelar di kawasan Puncak, menghasilkan sebuah album berjudul Apa Kabar. Namun reuni ini tidak berlangsung lama karena Eet secara resmi mengundurkan diri dari formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri, Edane yang sejak tahun 1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.

Walau tidak banyak merilis album, God Bless, dianggap merupakan legenda grup musik rock Indonesia karena dianggap sebagai pelopor yang memiliki kualitas bermusik tinggi. Sepanjang perjalanannya, grup ini mengalami 15 kali lebih pergantian personel yang disebut sebagai 'formasi', dan saat ini tinggal Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), dan Donny Fattah Gagola (bass) yang masih dapat dikatakan sebagai personel aktif grup.
Era 2000-an
Tahun 2002 bisa dikatakan sebagai tahun kembalinya God Bless. Kembali vakum selama hampir 5 tahun lamanya, God Bless hadir dengan formasi baru, yaitu Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Abadi Soesman (kibor), serta dua kakak beradik Inang Noorsaid (drum) dan Iwang Noorsaid (kibor). Formasi ini tidak bertahan lama, belum genap setahun berjalan, kibordis Iwang Noorsaid mengundurkan diri karena kesibukannya yang pada saat itu jg merupakan salah satu personel dari Iwan Fals. Tahun 2003, menyusul sang kakak Inang Noorsaid mengundurkan diri, posisinya digantikan oleh salah satu drummer terbaik negeri ini Gilang Ramadhan. Perjalanam formasi ini terhenti pada akhir 2007, ketika itu sang vokalis Ahmad Albar tersangkut masalah hukum kasus penyalahgunaan narkoba. Semua personel God Bless yg tersisa, dalam keterangannya kepada pers, menyatakan bahwa God Bless akan menghentikan seluruh aktivitasnya menunggu kejelasan dan penyelesaian kasus Ahmad Albar. Pertengahan 2008, Ahmad Albar dibebaskan dari tahanan. Kasus yang menimpanya ternyata tidak melunturkan kencintaan masyarakat kepada God Bless. God Bless pun kembali berkeliling dan meramaikan panggung-panggung musik tanah air. Pada Februari 2009, mereka tampil di acara Kick Andy di Metro TV dengan 5 orang personel, yaitu Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Yaya Moektio (drum) dan Abadi Soesman (kibor). Yaya Moektio adalah muka lama bagi personel God Bless karena dia bersama Ahmad Albar, Ian Antono, dan Donny Fattah juga adalah salah satu tulang punggung band rock ethnic Gong 2000. Mereka menyatakan akan mengeluarkan album baru dalam waktu dekat. Dan tepat pada awal Mei 2009, God Bless akhirnya mengeluarkan album terbarunya yang berjudul 36th.

Era 2010-an
Awal tahun 2012, Donny Fattah jatuh sakit. Dia mengalami serangan jantung yang mengharuskan dirinya beristirahat total dari seluruh kegiatan bermusik. Padahal ketika itu, God Bless sedang dalam persiapan untuk tampil dalam salah event akbar "Java Jazz 2012" di Jakarta. Sempat terpikir untuk membatalkan keikutsertaannya, God Bless akhirnya tetap tampil dalam event tersebut. Adalah Arya Setyadi yang dipercaya untuk menggantikan Donny Fattah sebagai bassist God Bless. Kejutan lain yang muncul, pada hari itu posisi drummer God Bless diisi oleh Fajar Satritama yang notabene adalah drummer dari Edane yang tak lain adalah band dari mantan gitaris God Bless Eet Sjahranie. Fajar Satritama hari itu hadir sebagai additional player menggantikan Yaya Moektio. Setengah tahun berselang, Donny Fattah kembali. Kembalinya Donny Fattah disambut gembira oleh para pencinta God Bless, yang tergabung dalam God Bless Community Indonesia, ketika muncul lagi untuk pertama kalinya dalam event Jakarta Fair 2012. Formasi ini, yaitu Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Fajar Satritama (drum) dan Abadi Soesman (kibor) bertahan lama, dan formasi ini yang tampil dalam dua perhelatan konser besar God Bless, merayakan empat dekade perjalanan God Bless di belantika musik Indonesia, yaitu konser To Commemmorate God Bless di ballroom Hotel Harris Bandung tanggal 30 November 2014 dan konser Panggung Sandiwarara God Bless di Ciputra Artpreneur Jakarta tanggal 7 Agustus 2015.

Sumber : Wikipedia


1. Panggung Sandiwara
2. Zakia
3. Bis Kota
4. Syair Kehidupan
5. Aku Bersaksi
6. Anakku
7. Bla Bla Bla
8. Damai Yang Hilang
9. Emosi
10. Huma Diatas Bukit
11. Kehidupan
12. Misteri
13. Rumah Kita
14. Semut Hitam
15. Serigala Jalanan
16. 8 Maret 1989 
17. Cendawan Kuning
18. Menjilat Matahari
19. Musisi
20. Raksasa
21. Sesat
22. Setan Tertawa

Saturday, May 5, 2018

download lagu Opick

Aunur Rofiq Lil Firdaus, or better known by the name Opick was born in Jember, East Java, March 16, 1974, is a singer-songwriter and religious songs Javanese ethnicity nationality Indonesia. His name is known by one of his works, Dealova, sung by Once Mekel. This song is the original sound track of the film with the same title.

Background
Istighfar His first album was released in 2005. The first month after its release, the album was able to print double platinum with sales of more than 300 thousand copies. In the album, the song is titled insert Opick Tombo Ati into his solo album. Earlier, Opick incorporate the song into a compilation album and Nasyid Tausiyah Dhikr. Album Istighfar success in the market, to penetrate more than 800 thousand copies and was awarded five platinum as well. Because of his activities in Islamic songs, Opick been named as an ambassador for the music group Islamic Nasyid by ANN institutions (institutions nasyid archipelago).

In 2006 a man who claimed to have had a band that brought the songs of rock's released his second album titled Semesta Bertasbih (2006). In the album there are ten songs, including Taqwa, Irhamna, Takdir, Teranglah Hati, 25 Nabi, Semesta Bertasbih, Bismillah, Satu Rindu, Buka Mata Buka Hati and Yaa Rasul. The hit song in the album is Takdir had sung together Melly Goeslaw. In addition to Melly, Opick also a duet with Wafiq Azizah, teenagers who excel as an international child qoriah best in songs Yaa Rasul. There is also collaboration with nasyid group Ungu, Pandawa Lima in the song Teranglah Hati. In August 2006, shortly after launching his second album, brought out a book entitled Opick Opick, Oase Spiritual Dalam Senandung.


Download Islamic Religious songs from Opick below :
1. Bila Waktu Tlah Berakhir
2. Bismillah
3. Dengan Mu Aku Hidup
4. Dibawah Langit Mu
5. Ketika Cinta Memanggil
6. Astagfirullah
7. Dealova
8. Irhamna
9. Kembali Pada Allah
10. Kesaksian Diri
11. Rapuh
12. Shalawat Nabi
13. Taqwa
14. Tiada Duka Yang Abadi
15. Tombo Ati
16. Takdir
17. Khusnul Khotimah
18. Semesta Bertasbih
19. Cukup Bagiku


source : en.wikipedia
Filmography
Kun Fayakuun (2008)
Di Bawah Langit (2010)

Discography
Tak Ada Habisnya (2003)
Istighfar (2005)
Semesta Bertasbih (2006)
Ya Rahman (2007)
Cahaya Hati (2008)
Di Bawah Langit Mu (2009)
Shollu Ala Muhammad (2010)
The Best of Opick (2011)
Salam Ya Rosulullah (2012)
Ya Maulana (2013)
Sahabat Sejati (2014)
Salam Rindu Ya Musthofa (2015)

Thursday, May 3, 2018

Download lagu Titik Puspa

Female Indonesian Legendary Singer Titiek Puspa
Titiek Puspa was born with the originally name Sudarwati in Tanjung, South Kalimantan on 1 November 1937 to Tugeno Puspowidjojo and Siti Mariam. Her parents later changed her name to Kadarwati and then finally Sumarti. As a child, she wanted to be a kindergarten teacher. However, after winning several singing competitions she decided to become an entertainer, making the decision around age 14 yo. Her parents forbade her from doing so.
After winning the Radio Republik Indonesia singing competition in Semarang, Central Java, Puspa was asked by Sjaiful Bachri of the Jakarta Symphony Orchestra to sing for them. After her performance of Ismail Marzuki's song "Chandra Buana", the group elected to keep her as their regular singer. She left the orchestra in 1962. Her stage name was chosen by President Sukarno during the 1950s.
In 1957 Titiek Puspa married Zainal Ardhy, a Radio Republik Indonesia employee. By 1963 they had two daughters. During this period Puspa began to study songwriting, learning from her husband. Aside from singing and songwriting, Puspa also acts.
In 2009, Puspa was diagnosed with cervical cancer. After several months of treatment, including two months of chemotherapy at the Mount Elizabeth Hospital in Singapore (where she wrote 61 songs), she was declared to be free of cancer. She credits her prayer and meditation in the hospital for her success at fighting cancer.
Titiek Puspa has been described as "the grand dame of Indonesian entertainment". In 1963 the Indonesian variety magazine Varia described her name and voice as "inseparable", writing that listeners would stop their activities to focus on her songs when played on the radio.
Alberthiene Endah wrote a biography of Puspa, entitled "A Legendary Diva". It was released in 2008.
Two of Puspa's songs, "Kupu-Kupu Malam" ("Nighttime Butterflies", from the album of the same name) and "Bing" (from Cinta) were selected as some of the best Indonesian songs of all time by Rolling Stone Indonesia in 2009. "Kupu-Kupu Malam" was ranked 32nd; the write-up noted that the song was an unbiased look at prostitution in Indonesia, with Puspa's vocals at times as if she were holding back tears and at other times roaring with strength. "Bing", Puspa's tribute to Bing Slamet, was ranked 41st and described as being capable of expressing her feelings of loss without coming across as overly emotional.

You can download some songs of Titiek Puspa below!
1. Kupu-Kupu Malam
2. Jatuh Cinta
3. Bing
4. Bimbi
5. Minah Gadis Dusun
6. Sapiku
7. Dansa Yo Dansa
8. Si Hitam
9. Aku dan Asmara
10. Seruling Gembala



Tuesday, May 1, 2018

Download lagu Nicky Astria

Nicky Astria, dikenal dengan nama Nicky Nastitie Karya Dewi atau Nicky Nastitie Karya Dewi Wirahadimaja (lahir di Bandung, 18 Oktober 1967) adalah seorang penyanyi rock asal Indonesia. Ian Antono mengatakan ia merupakan "penyanyi pop rock wanita terhebat yang pernah dimiliki Indonesia."  Sementara Bruce Emond dari The Jakarta Post mengambarkan Nicky sebagai "salah satu bintang musik Indonesia yang terbesar dekade 1980-an.
Nicky Astria memiliki darah Sunda dari kedua orang tuanya. Ayahnya bernama Tatang Kosasih Wirahadimaja dan ibunya bernama Andrina Heryat. Bakat Nicky sebagai penyanyi ditemukan oleh sang legenda gitaris rock bernama Ian Antono pada sebuah malam ekspresi seni antar-SMA. Beberapa tembang lagu yang melambungkan namanya adalah Tangan-tangan Setan, Jarum Neraka, dan Pijar.
Nicky pernah menikah dengan Satria Kamal, atau lebih akrab dengan panggilan Mamay. Pernikahan ini kandas. Mereka dikaruniai 2 orang anak, Zana Chobhita Arethusa dan Bhatari Hana Amadea. Nicky pun menikah lagi dengan Hendra Priyadi Sumartoyo, seorang pemilik studio musik, pada 21 Juni 2003. Bernasib sama dengan pernikahan pertamanya, pernikahan ini hanya bertahan 15 bulan, dan mereka bercerai pada September 2004.
Tak lama kemudian, Nicky menikah untuk yang ketiga kalinya dengan Gunanta Afrina pada tanggal 5 Juli 2005, dan melahirkan seorang bayi perempuan pada 4 April 2007.

Download Beberapa Lagu2 Nicky Astria dibawah ini

1. Biar Semua Hilang
2. Bidadari
3. Cinta Dikota Tua
4. Gelombang Kehidupan
5. Kupeluk Sepi
6. Lentera Cinta
7. Mengapa
8. Misteri Cinta
9. Pijar
10. Samar Bayangan
11. Tertipu Lagi
12. Uang
13. Tangan-Tangan Setan
14. Jalan Panjang
15. Kau
16. Mata Lelaki
17. Matahari dan Rembulan

Download lagu Anggun

Anggun Cipta Sasmi (lahir di Jakarta, 29 April 1974; umur 42 tahun; lebih dikenal sebagai Anggun) adalah penyanyi Indonesia yang saat ini telah memiliki kewarganegaraan Perancis. Ia merupakan putri dari Darto Singo, seorang seniman berdarah Jawa, dan Dien Herdina, seorang perempuan yang masih kerabat Keraton Yogyakarta. Ia mengawali kariernya dengan tampil di panggung Ancol pada usia tujuh tahun, lalu merekam album anak-anak dua tahun kemudian. Di bawah bimbingan musisi Ian Antono, Anggun merekam album studio pertamanya di Indonesia berjudul Dunia Aku Punya pada tahun 1986. Namun, namanya baru melambung sebagai penyanyi rock setelah merilis singel berjudul "Mimpi" pada tahun 1989. Anggun berhasil meraih sukses selama paruh awal dekade 1990-an melalui sederet singel hits seperti "Tua Tua Keladi", "Laba Laba", "Takut", "Nafas Cinta", dan "Kembalilah Kasih". Majalah Popular menganugerahi Anggun sebagai "Artis Indonesia Terpopuler 1990–1991".
Pada tahun 1994, Anggun meninggalkan Indonesia untuk mewujudkan impiannya menjadi artis bertaraf internasional. Dengan bantuan Erick Benzi, seorang produser besar Perancis, ia berhasil merekam album internasional pertamanya berjudul Snow on the Sahara. Album ini dirilis pada tahun 1997 di 33 negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat yang menjadi kiblat musik global. Sejak saat itu Anggun telah menghasilkan sebanyak lima album internasional yang direkam dalam dua versi, bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Selain itu, ia telah merekam kolaborasi dengan banyak artis mancanegara, termasuk di antaranya Julio Iglesias, Peter Gabriel, Pras Michel (The Fugees), Il Divo, David Foster dan Melanie C (Spice Girls). Anggun merambah ke ajang pencarian bakat televisi lewat X Factor Indonesia (2013), yang menjadikannya 

juri termahal dalam sejarah pertelevisian Indonesia. Ia selanjutnya juga menjadi juri Asia's Got Talent (2015) yang diikuti oleh peserta dari 15 negara di Benua Asia. Anggun merupakan penyanyi Indonesia pertama yang berhasil menembus industri musik internasional dan album-albumnya telah meraih penghargaan gold dan platinum di beberapa negara Eropa. Beberapa penghargaan telah diraih Anggun atas pencapaiannya, termasuk di antaranya anugerah prestisius "Chevalier des Arts et Lettres" dari pemerintah Perancis dan "World's Best Selling Indonesian Artist" dari World Music Awards sebagai artis Indonesia dengan penjualan album tertinggi di seluruh dunia. Ia merupakan orang Indonesia kedua setelah Proklamator Soekarno yang diabadikan dalam patung lilin oleh Museum Madame Tussauds di Bangkok, Thailand. Anggun juga telah dua kali didaulat menjadi duta global Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu untuk program Mikrokredit pada tahun 2005 dan Food and Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2009. Anggun merupakan putri pertama dari pasangan Darto Singo, seorang seniman Indonesia dengan Dien Herdina, seorang ibu rumah tangga yang masih keturunan keraton Yogyakarta. Anggun menempuh pendidikan dasarnya di sebuah sekolah Katolik di Jakarta, meskipun Anggun sendiri adalah seorang Muslim. Anggun dibesarkan dalam keluarga yang penuh seni. Sejak usia tujuh tahun Anggun digembleng latihan vokal setiap hari oleh ayahnya. Anggun diajarkan berbagai latihan teknik vokal dengan penuh disiplin. Tidak hanya itu, Anggun juga diajarkan bermain piano. Dengan dimanajeri ibunya, Anggun kemudian mulai tampil di atas panggung, meskipun sering hanya dengan imbalan nasi bungkus. Pada usia sembilan tahun, Anggun mulai menciptakan lagu-lagunya sendiri dan mulai merekan album anak-anak.
Saat menginjak usia 12 tahun, Anggun meluncurkan album rock pertamanya berjudul Dunia Aku Punya (1986). Album tersebut diproduseri oleh gitaris terkenal Indonesia, Ian Antono. Sayangnya, album ini tidak mampu mengangkat namanya. Anggun baru meroket di blantika musik Indonesia setelah merilis singel berjudul "Mimpi" pada akhir tahun 1989. Menurut majalah Rolling Stone, "Mimpi" merupakan salah satu dari "150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa". Popularitas Anggun terus melejit dengan dirilisnya sederet singel seperti "Tua Tua Keladi" dan "Takut". Anggun kemudian berhasil meraih penghargaan sebagai "Artis Indonesia Terpopuler 1990-1991". Setelah sukses dengan singel, Anggun kembali merilis album studio berjudul Anak Putih Abu Abu (1991), yang disusul dengan Nocturno (1992). Pada usianya yang masih belia, Anggun telah berhasil melejit sebagai salah satu penyanyi rock paling sukses di paruh awal 1990-an. Album-albumnya terjual laris di pasaran dan singel-singelnya merajai tangga lagu di Indonesia. Pada tahun 1992, Anggun mulai menjalin hubungan dengan Michel Georgea, seorang insinyur berkebangsaan Perancis. Mereka pertama kali bertemu saat Anggun mengadakan tur konser di Kota Banjarmasin. Mereka kemudian menikah dan Michael diangkat menjadi manajer Anggun. Pada usia 19 tahun, Anggun berhasil menjadi penyanyi termuda yang mendirikan perusahaan rekamannya sendiri, Bali Cipta Records. Ia juga terjun langsung sebagai produser rekaman sehingga lebih bebas dalam menggarap albumnya sendiri. Anggun kemudian merilis album studio terakhirnya di Indonesia berjudul Anggun C. Sasmi... Lah!!! pada tahun 1993. Singel pertamanya, "Kembalilah Kasih (Kita Harus Bicara)", kembali mencetak sukses dan videonya sempat menembus MTV Hong Kong. Anggun pun merasa tidak puas dengan kesuksesannya di Indonesia dan mulai memimpikan karier sebagai penyanyi bertaraf internasional

Sumber : Wikipedia

Download Lagunya dibawah ini :
1. Berganti Hati
2. Crazy 
3. Hanyalah Cinta
4. Jadi Milikmu 
5. Mimpi 
6. Saviour 
7. Rose In The Wind
8. Tua-tua Keladi 
9. Takut 
10. Sendiri 
11. Gaya Remaja 
12. Bayang Ilusi 
13. Yang Aku Tunggu 
14. Snow On The Sahara 

Saturday, April 28, 2018

Download Gambang Kromong

Gambang Kromong known as Betawi ethnic music instruments, Gambang kromong (or written gambang keromong) is a kind of orchestra that combines gamelan with Chinese musical instruments, such as sukong, tehyan, and kongahyan. The term kambang gambang is derived from the names of two percussion instruments, namely gambang and kromong. The beginning of the formation of the gambang kromong orchestra can not be separated from a Chinese community leader who was appointed Dutch (Chinese captain) named Nie Hoe Kong (tenure 1736-1740).
Gambang mine which amounts to 18 pieces, usually made of suangking wood, huru batu, manggarawan or other kind of soft wooden sound when hit. Kromong is usually made of bronze or iron, amounting to 10 pieces (ten pencon). The tone used in the kromong gambang is the Chinese pentatonic scales, often called Chinese salendro or salendro mandalungan. Instruments in the kromong gambang consist of gambang, kromong, gong, drum, flute, kecrek, and sukong, tehyan, or kongahyan as the bearer of melody.



The gambang kromong orchestra is a harmonious blend of indigenous elements with Chinese elements. Physically, the Chinese element looks at the stringed instruments of sukong, tehyan, and kongahyan. The combination of both elements of culture is also visible in the treasury of his songs. In addition to songs that show indigenous traits, such as Dalem (Classical) songs entitled: Centeh Manis Standing, Mas Nona, Ganting Sugar, Semar Gunem, Ganting Sugar, Tanjung Burung, Kula Nun Salah, and Rose Spilled and so on, and songs Sayur (Pop) entitled: Jali-jali, Stambul, Centeh Manis, Surilang, Persi, Balo-balo, Akang Haji, Renggong Buyut, Payung Snapper, Kramat Karem, Onde-onde, Ngunguk Wren, Lenggang Kangkung, Sirih Kuning and many more, there are also songs that are clearly Chinese-style, both the name of the song, the flow of melodies and lyrics, such as Kong Ji Liok, Sip Pat Mo, Poa Si Li Tan, Peh Pan Tau, Cit No Sha, Ma Cun Tay, Cu Te Pan, Cay Cu Teng, Si Si Cay, Lo Fuk Cen, and many others.
The songs that are performed on gambang kromong music are songs that are humorous, full of joy, and sometimes mockery or sarcasm. Her songwriting is sung in rotation between men and women as opposed to her.
Gambang kromong is Betawi music which is the most distributed in Betawi culture area, either in DKI Jakarta area or in the surrounding area (Jabotabek). If there are more peranakan Chinese in the local Betawi community, there are more gang kromong orchestra groups. In North Jakarta and West Jakarta, for example, there are more gambang kromong groups than in South Jakarta and East Jakarta.
Today there is also the term "combination kromong gambang". Combination of kromong combinations is a gambang kromong orchestra whose tools are added or combined with modern Western musical instruments such as melodic guitar, bass, guitar, organ, saxophone, drums and so on, resulting in a change from the pentatonic barrel to diatonic without disturbing. It does not diminish the peculiarities of the kromong itself, and the songs played are fair and not forced.

Below you can download some of Gambang Kromong songs here :
1. Balo-Balo
2. Cente Manis
3. Kicir-Kicir
4. Kue Pepe Diloyangin
5. Ondel-Ondel
6. Rokok Kretek
7. Sayur Asem
8. Si Jali-Jali
9. Si Jampang
10. Sirih Kuning
11. Stambul
12. Surilang

Tuesday, April 24, 2018

Download Calung

about the exact thing about the beginning of its appearance, based on the shape calung in West Java consists of four kinds of forms, namely Calung Rantay, Calung Tarawangsa, Calung Gamelan and Calung Jingjing.

Calung art is a karawitan dish in sekar-gending form, which uses sekar (vocal) and gending (instrument) in its presentation. Calung musical instrument is one of the Sundanese musical instruments made of bamboo, but not all types of bamboo can be used as the basic ingredients of making calung, usually blackish-colored bamboo or commonly called awi wulung. The sense of calung according to the General Dictionary of the Sundanese Basa is 'tata tuhan awi guluntungan, aya anu siga gambang aya anu ditiir sarta ditakolannana bari dijingjing' (tetabuhan made of bamboo, some like gambang, some are pinned and beaten while carrying). While the other sense of calung is the performing arts that waditra principally use calung.

Calung's current performing arts have undergone many developments in its presentation and form. At the beginning of its existence calung art functioned as a means of ritual, the ceremony of honor to Dewi Sri on the harvest celebration, but over time, calung performances now shifted function becomes a means of entertainment for the general public. This occurs after the calung changes in the packaging. Responding to the development of art, Soedarsono argues that: '............ .. In this modern technological era the outline of the performing arts function in human life can be grouped into three: 1) as a means of ceremony, 2) as personal entertainment, 3) as a spectacle. Although in history the oldest function of performing arts is for ceremonies, ............... '(Soedarsono 1985: 18).



Pict : Calung Jinjing

After experiencing a period of development in the form and packaging, calung art has given birth to many groups that are well known by the community, including calung UNPAD, calung Ria Buana, calung DAMAS, Layungsari, Glamor calung group, Jebrag and many others. From some of the above calung groups have given birth to vocalists or calung singers who in principle have a vocal color or a distinctive feature in comparison to the type of vocals in Sunda karawitan, such as on kawih, tembang, and so forth. One of the singers of songs calung enough known to the public until now is Hendarso or Darso. The public recognizes the Darso figure well from the typical style of singing songs. Vocal voices accompanied by ornamentations, dress styles and attitudes in singing seem to be a characteristic and familiar to the community. Quoting Yus Wiradiredja's words in Iman Herawandi that: 'The advantages of other groups, Calung Darso has good artistic cultivation, especially the presentation and processing of his voice has not been set aside'. This is reinforced by Ubun Kubarsah's opinion on the same source:

"The Calung Darso Group has a vocal identity from its Hendarso interpreter in singing songs, either own songs or other people's works, unique vocal techniques, simple ornamentation-style songs. So that each song that was delivered both the song itself and the song of another person felt the song has a voice identity Darso "(Herawandi 1997: 6).

It is not known what lies behind Hendarso's performance in singing every song he sings, his voice, how he dresses, whether he 'imitates' the appearance of one of the singers who had been there before, or whether this can be seen as a creativity from a Hendarso. As Guilford puts it in Deni Hermawan on the definition of creativity in the person dimension states: "Creativity refers to the abilities that are characteristic of creative people" (Creativity is defined as the ability that is the nature of the creative person). Or is Darso's creativity formed through an artistic process, referring to Munandar's opinion that states: "Creativity is a process that manifests it self in fluency, in flexibility as well as in the originality of thinking" (Creativity is a process that is reflected in its own smoothness, flexibility also authenticity of thought).

Below this you can download modern calung by Darso :
1. Bentang di Cilampuyang
2. Cucu Deui
3. Dina Amparan Sajadah
4. Duriat
5. Ema
6. Kabogoh Jauh
7. Leuyang
8. Mangkade
9. Maripi
10. Markonah
11. Matak Kabita
12. Mawar Bodas
13. Mega Hideung
14. Mega Sutra Pantai Carita
16. Panganten Anyar
17. Sumerah
18. Taeun
19. Tanjung Baru
20. Ulah Ceurik